M. Rida

Kembalikan Marwah dan Wibawa Sekolah

M. Rida, S.Pd., M.Pd., Kepala SMAN 1 Denpasar

DENPASAR-fajarbali.com | Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT ke-79 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), menjadi momentum seluruh pendidik dan praktisi pendidikan untuk menumpahkan harapnya. Terlebih di tangan pemerintahan yang baru, Kabinet Merah-Putih.

Praktisi pendidikan sekaligus Kepala SMAN 1 Denpasar M. Rida, berharap,  Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), menelurkan kebijakan-kebijakan yang bisa mengembalikan marwah dan wibawa sekolah.

"Dengan kementerian yang baru ini, terutama di tangan Bapak Abdul Mu'ti yang kita tahu adalah orang yang sangat kompeten di bidangnya, saya harap segera merevisi hal-hal yang kurang pas di era sebelumnya," kata M. Rida ditemui di SMAN 1 Denpasar, Senin (25/11/2024).

Pertama, pihaknya ingin agar Ujian Nasional (UN) kembali diadakan. Menurut dia, UN sangat penting sebagai motivasi belajar peserta didik. Sejak dihapus, peserta didik dirasa kurang greget belajar sebab tidak ada sesuatu yang perlu dicemaskan alias merasa dirinya sudah pasti lulus.

"Ujian nasional ini kan titik puncak bagi anak-anak sepanjang tiga tahun. Ada kecemasan di sana. Itulah yang membuat mereka termotivasi belajar. Sekolah dan guru juga lebih berwibawa karena ada peluang tidak lulus bagi mereka yang tidak serius," tegasnya.

Kedua, dia mendukung penuh dihapusnya sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB). Dengan demikian, hak setiap anak mendapatkan tempat pendidikan terbaik menjadi terpenuhi.

Selanjutnya, M. Rida berharap, Kemendikdasmen merevisi kurikulum merdeka, terutama menyangkut guru penggerak yang bisa langsung menjadi kepala sekolah.

Ia menilai hal itu sangat berat karena guru penggerak rata-rata berusia dan minim pengalaman, sehingga sulit memecahkan masalah apalagi di sekolah-sekolah besar.

Yang tak kalah penting, lanjut M. Rida, kementerian baru ini memberikan keleluasaan bagi guru dalam menjalankan tugas pokoknya. Sebab, selama ini guru banyak dibebani tugas administrasi sehingga tugas pembelajaran tertinggal.

"Kita harap guru fokus pada proses pembelajaran, terutama penanaman karakter dan budi pekerti. Di zaman teknologi ini, budi pekerti semakin tertinggal. Salah satu penyebabnya karena guru sibuk ngurus administrasi. Jadi kami harap guru kembali ke kelas, sepenuhnya ada waktu buat anak-anak," tegasnya.

"Semoga Bapak Menteri Abdul Mu'ti segera berkunjung ke Bali agar kami mendapatkan pencerahan. Beliau adalah orang yang pas dan berpengalaman menurut saya," pungkas M. Rida.

 

 

 

Scroll to Top