Kelonggaran PPKM Belum Mampu Menggerakkan Perekonomian

(Last Updated On: 30/08/2021)

DENPASAR-Fajarbali.com | Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) leveling masih akan dilaksanakan pemerintah walaupun kasus Covid-19 di Provinsi Bali mengalami penurunan. Bahkan Presiden Joko Widodo mengumumkan, PPKM leveling Jawa-Bali, dan luar Jawa masih diperpanjang hingga 30 Agustus 2021 mendatang. Namun untuk Jawa, Bali, dan algomerasi Jabodetabek turun dari PPKM Level 4 menjadi Level 3.

Sekretaris DPD Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali, I Putu Winastra pun menyambut baik keputusan tersebut. Ia mengatakan, putusan ini tentu menjadi angin segar bagi dunia usaha, khususnya di Pulau. Meski terkesan sudah ada kelonggaran, namun ia berpandangan hal tersebut belum bisa membuat perekonomian menjadi lebih baik. Harus tetap ada pergeseran lini usaha dari pelaku kepariwisataan.

“Shifting dinilai menjadi strategi pegiat pariwisata bertahan di masa pandemi Covid-19 dan PPKM leveling. Di tengah pandemi ini tentu kiat-kiat harus kita lakukan agar bisa bertahan, seperti misalnya bagaimana kita bisa switching market kita yang teman-teman selama ini mayoritas pemain inbound, kita shifting ke domestik, karena domestik juga besar sekali,” ungkapnya, Selasa (24/8).

Baca Juga: 
Tidak Ada Lagi Warga Tidak Mengenakan Masker, Sebelumnya Raup Denda Sampai 50 Jutaan
Menteri Agama Ajak Umat Hindu Kuatkan Moderasi Beragama Melalui Perayaan Hari Suci Saraswati Nasional

Shifting itu kata Putu Winastra harus bersifat dinamis dan fleksibel. Hal itu menjadi penting, karena cepatnya perkembangan zaman, utamanya jika dikaitkan dengan pertumbuhan online travel agent (OTA).

“Inilah bagaimana kedepan kita BPW (Badan Perjalanan Wisata) dalam satu organisasi ASITA bisa melakukan terobosan-terobosan, agar bisa bersaing dengan platform digital tersebut,” tegasnya. 

Winastra mengaku, pihaknya sudah menyiapkan ‘senjata’ menghadapi gempuran OTA atau platform digital. Salah satunya dengan mempersiapkan perluncuran ASITA portal.

“Portal ini dipastikan akan mengakomodir kepentingan 200 lebih anggota ASITA Bali. Sehingga teman-teman bisa mendapatkan harga yang terbaik, dan bersaing dengan online travel agent,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaya, mengharapkan pemerintah mempercepat pemberian bantuan sosial dan stimulus pada pelaku usaha.

“Entah berupa sembako, entah Bantuan Sosial Tunai (BST) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) karena ini pandemi tanggung jawab negara dan negara sudah memutuskan PPKM,” ujarnya.

Ia menambahkan, meski penerapan PPKM kali ini sudah mulai ada kelonggaran, namun hal tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, masih banyak warga yang tak memiliki pekerjaan. “Mereka karena tinggal di rumah, tentu mereka perlu makan. Ini masalah perut supaya mereka bertahan hidup. Jadi dipercepat stimulus atau bantuan sosial,” tutupnya. (car)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Ketersediaan Darah Minim, PDDI Bali Dorong Masyarakat Berdonor

Sen Agu 30 , 2021
Dibaca: 11 (Last Updated On: 30/08/2021)DENPASAR-fajarbali.com| Mewabahnya virus Corona (Covid-19) tak hanya mempengaruhi ekonomi dan sektor pariwisata saja. Covid-19 yang melanda Indonesia mengakibatkan ketersediaan darah yang ada saat ini belum cukup memenuhi kuota kebutuhan darah normalnya. Seperti yang terjadi di Provinsi Bali, kebutuhan darah di wilayah Sarbagita, utamanya yang berpusat di […]

Berita Lainnya