https://www.traditionrolex.com/27 Kampanye Pencegahan Stunting Demi Jaga Kualitas Bonus Demografi Bali Tahun 2030 - FAJAR BALI
 

Kampanye Pencegahan Stunting Demi Jaga Kualitas Bonus Demografi Bali Tahun 2030

(Last Updated On: 24/08/2022)

Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Rabu (24/8/2022).

 

SINGARAJA – fajarbali.com | Promosi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Provinsi Bali berlanjut di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, bertempat di Wantilan Sekumpul, Rabu (24/8).

Perbekel Desa Sekumpul Made Suarta menjelaskan, desa yang dipimpinnya merupakan kampung Keluarga Berencana (KB). Dari sekian banyak bayi, hanya satu yang terindikasi stunting. Itupun sudah dilakukan intervensi selagi usianya belum dua tahun.

Sehingga kampanye percepatan stunting di Sekumpul sangat efektif mengantisipasi lahirnya anak-anak dengan gangguan stunting.

“Saya sambut baik kegiatan hari ini yang merupakan program kemitraan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Komisi IX DPR RI,” jelas Suarta.

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Buleleng I Nyoman Sutjidra diwakili Kepala Dinas P2KBP3A Buleleng Nyoman Riang Pustaka menyebut program ini adalah wujud sinergi eksekutif dan legislatif yang turun bersama di tengah masyarakat.

Riang melanjutkan, upaya penurunan stunting tidak seperti makan cabai yang pedasnya terasa seketika. Namun, upaya yang dilakukan saat ini baru terasa minimal 2030 mendatang saat Bali menyambut bonus demografi.

“Bonus demografi ini akan menjadi berkah apabila diciptakan dengan baik hari ini. Dan sebaliknya, akan jadi musibah jika tidak diciptakan dari sekarang,” jelas Riang.

Buleleng, lanjut Riang, menargetkan prevalensi stunting 5,5 persen tahun 2024 yang saat ini masih berkisar di angka 8,9 persen. Pemerintah Kabupaten Buleleng, menurutnya, ingin membuktikan diri bisa menciptakan generasi berkualitas dengan memperhatikan layanan dasar dan pendidikan masyarakatnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih menambahkan, berdasarkan Prepres 72/2021, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri penyelenggara urusan pemerintah di bidang kesehatan.

Sukardiasih mengingatkan, pasangan calon pengantin melalukan pemeriksaan minimal tiga bulan sebelum menikah agar keluarganya benar-benar berkualitas ke depannya.

Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana yang juga berasal dari Buleleng ini bertekad prevalensi stunting di Buleleng minimal dua persen di tahun 2024. Meski berat, bukan berarti tidak bisa dilakukan.

Kariyasa mengingatkan, Indonesia sedang tidak baik-baik saja karena prevalensi stunting sebesar 24,4 persen. Artinya satu dari lima anak Indonesia terjangkit stunting. “Jika tidak ditangani maka akan mengganggu stabilitas negara,” katanya.

Pada kesempatan itu, Kariyasa menyerahkan bantuan puluhan kardus paket makanan tambahan ibu hamil dan balita guna mendongkrak asupan gizi masyarakat Sekumpul. Ia juga berbagi door prize menarik. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Bank Fajar Luncurkan M-Banking Fajar Mobile

Rab Agu 24 , 2022
Dibaca: 14 (Last Updated On: 24/08/2022) Tampilan Logo M-Banking BPRS “Fajar Mobile” yang telah tersedia di Playstore.   KUTA – fajarbali.com | PT. BPRS Fajar Sejahtera Bali (salah satu unit bisnis STIKOM Bali Group) atau lebih dikenal dengan sebutan Bank Fajar yang terletak di Jl. Sunset Road Dewa Ruci, Ruko […]
Bank Fajar-9feb652a

Berita Lainnya