Kadistan Tanggapi Isu Turis Singapura Digigit Kera di Ubud

(Last Updated On: 08/04/2023)

I Wayan Sunada

 

DENPASAR – fajarbali.com | Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distanpangan) Provinsi Bali I Wayan Sunada, angkat bicara mengenai pemberitaan di media massa berjudul “Turis Singapura Peringatkan Bahaya Liburan di Bali Setelah Temannya Diduga Terjangkit Rabies”.

Berdasarkan siaran berita yang dimuat 4 April 2023, lalu, warga Singapura itu diduga mengidap rabies usai tergigit kera di Secret Mongkey Forest Ubud, Gianyar. 

“Diberitakan bahwa WNA tersebut sempat berkunjung ke Secret Mongkey Forest di Ubud Bali dan tergigit oleh seekor kera, namun tidak mencari pengobatan dan setelah tiba di negaranya, muncul gejala dan mencari pengobatan di sana,” jelas Sunada dalam keterangan tertulis yang diterima Fajar Bali di Denpasar, Sabtu (8/4).

“Hasil diagnose di tempat tersebut dinyatakan rabies dan mendapatkan vaksin rabies, sehingga WNA tersebut mengalami pembengkakan pada kakinya,” imbuh dia.

Dari hasil penelusuran, di Puskesmas Ubud I diperoleh data bahwa dalam 1 bulan terakhir tidak ada kasus manusia yang digigit kera dan mencari pengobatan ke puskesmas.

Di areal obyek wisata Mongkey Forest sendiri terdapat klinik kesehatan dimana dalam 1 bulan terakhir tercatat ada 12 kasus wisatawan yang mengalami gigitan kera dan sudah mendapat tatalaksana kasus gigitan dalam upaya pencegahan rabies.

Kegiatan surveilans rabies yang dilaksanakan di Provinsi Bali dari tahun 2008 sampai 2022 tidak ada laporan kasus rabies dengan Hewan Penular Rabies (HPR) dari kera.

Disepakati adanya mekanisme sistem pelaporan apabila ada kasus gigitan kera dan korban melakukan pengobatan ke fasilitas kesehatan disekitarnya akan melaporkan ke Puskesmas Ubud 1.

Pemantauan kesehatan kera dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, dimana jika ada hewan penular rabies yang masuk ke kawasan wisata tersebut selalu dulakukan tindakan/tatalaksana sesuai dengan standar operasional presedur untuk mencegahan penularan rabies ke kera.

“Dalam satu bulan terkahir tidak ada laporan adanya kematian kera dan perubahan tingkah laku kera-kera di lokasi wisata tersebut,” jelasnya.

Sudah ada kerjasama antara pengelola obyek wisata dengan Pusat Kajian Primata Universitas Udayana dalam melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kesehatan kera dan kontrol populasi. Pada tahun 2022 Balai Besar Veteriner Provinsi Bali pernah melakukan pemeriksaaan rabies secara laboratorium terhadap beberapa kera dengan hasil semua negative rabies.

Dalam SOP/ peringatan di tempat wisata Mongkey Forest tersebut sudah ada peringatan tertulis jelas saat memasuki areal wisata Mongkey Forest Ubud agar pengunjung dilarang untuk menyentuh kera, namun WNA tersebut tidak mengindahkan larangan tersebut demi konten.

“Dalam upaya pencegahan dan pengendalian rabies di Provinsi Bali, berbagai upaya sudah dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali bekerjasama dengan stake holder terkait lintas program dan lintas sektor mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan kegiatan pencatatan dan pelaporan, penatalaksanaan kasus gigitan, pelibatan peran serta masyarakat dan desa adat dengan pendekatan one health,” kata dia. rl/Gde

 Save as PDF

Next Post

Motor Listrik ALVA Resmi Hadir di Bali

Ming Apr 9 , 2023
Dibaca: 535 (Last Updated On: 08/04/2023)     DENPASAR – fajarbali.com |  Motor listrik ALVA, sebuah merek yang menghadirkan lifestyle mobility solution, Sabtu (8/4) bertempat di Mall Bali Galeria, dengan bangga mengumumkan kehadirannya di Bali sebagai wujud komitmen ALVA dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik roda dua dan senantiasa memberi solusi […]
ALVA

Berita Lainnya