Kader Posyandu Desa Getasan Dilatih Pijat Tui Na dan Stimulasi Oromotor untuk Cegah Stunting

IMG-20250812-WA0012
Upaya Promotif Stunting Melalui Edukasi Stimulasi Pijat Tui Na dan Oromotor Bagi Kader di Posyandu Desa Getasan, Petang, Badung.

Loading

MANGUPURA-fajarbali.com | Upaya pencegahan stunting di Kabupaten Badung mendapat dorongan baru melalui pelatihan inovatif bagi kader posyandu. Pada Rabu (6/8/2025), lalu tim pengabdi dari Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Kantor Desa Getasan, Kecamatan Petang.

Kegiatan bertema “Upaya Promotif Stunting Melalui Edukasi Stimulasi Pijat Tui Na dan Oromotor Bagi Kader di Posyandu Desa Getasan” ini dihadiri Kepala Desa Getasan beserta perangkat desa, perwakilan Puskesmas Petang I, dan seluruh kader posyandu desa setempat.

Ketua tim pengabdi Ni Komang Erny Astiti menjelaskan, stunting merupakan masalah kesehatan kronis yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Salah satu penyebab yang sering dijumpai adalah nafsu makan rendah pada balita, yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Pelatihan ini memberikan keterampilan kepada kader posyandu untuk melakukan pijat Tui Na dan stimulasi oromotor sebagai metode nonfarmakologis guna meningkatkan nafsu makan balita.

Pijat Tui Na, teknik pijat tradisional Tiongkok, terbukti membantu melancarkan sirkulasi energi tubuh dan memicu rasa lapar pada anak.

Sementara stimulasi oromotor berfokus pada latihan motorik dan sensorik di area mulut, yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan makan dan mengunyah.

Selain praktik langsung, kader juga dibekali pengetahuan tentang konsep stunting, pentingnya skrining pertumbuhan, serta cara memberikan edukasi gizi kepada ibu balita di posyandu.

Kegiatan berlangsung interaktif, di mana para kader mencoba teknik yang diajarkan dengan pendampingan tim pengabdi.
Kepala Desa Getasan, dalam sambutannya, mengapresiasi langkah Poltekkes Kemenkes Denpasar yang dinilai selaras dengan program pemerintah desa dalam meningkatkan kesehatan warganya.

“Kader posyandu adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di desa. Dengan keterampilan baru ini, kami berharap kasus stunting di Getasan dapat dicegah,” ujarnya.

BACA JUGA:  "Gathering Sahabat PMI Bali 2021", Wujudkan Sahabat PMI Yang Aktif Dan Tangguh

Kegiatan ini mendapat dukungan dari Pihak Puskesmas Petang, mengingat pencegahan stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor dan pendekatan yang kreatif.

Program ini dinilai relevan dengan target nasional menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.

Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan media edukasi berupa E Modul Pijat Tui Na dan Oromotor kepada kader, agar teknik pijat Tui Na dan stimulasi oromotor dapat terus dipraktikkan di posyandu secara berkelanjutan.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan kader posyandu Desa Getasan mampu menjadi agen perubahan dalam pencegahan stunting, tidak hanya dengan memantau pertumbuhan anak, tetapi juga memberikan solusi praktis dan aman untuk mendukung tumbuh kembang balita.

Program ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara institusi pendidikan, pemerintah desa, dan layanan kesehatan dapat menghasilkan inovasi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.

Scroll to Top