DENPASAR-fajarbali.com | Tahun akademik 2025/2026 ini, Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali, menerima sebanyak 625 orang mahasiswa baru (maba), terdiri dari 454 orang kelas Reguler, 140 orang kelas RPL dan Magister Keperawatan 31 orang.
Mereka mengikuti Campus Orientation and Inauguration (COI) atau Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), Mulai 2-4 September 2025 di kampus setempat.
Rektor ITEKES Bali I Gede Putu Darma Suyasa, SKp., MNg., PhD., menyebut, jumlah maba dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Apalagi tahun ini, setelah ITEKES Bali menyandang Akreditasi Unggul, berdampak signifikan terhadap kuantitas dan kualitas input.
Menurut rektor, tema COI tahun ini adalah “Creative, Optimistic, and Innovative”. Kreatif berarti memiliki daya cipta, mampu berpikir out of the box dalam menyelesaikan suatu tugas yang diberikan atau menangani permasalahan yang dihadapi.
Inovatif berarti kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru. Diantara Kreatif dan Inovatif tersebut, ada sebuah keyakinan yang harus dimiliki yaitu Optimisme yang berarti selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal. Ketiga karakter tersebut harus dipupuk dengan baik untuk bisa bertahan dan bersaing.
COI, lanjut Putu Darma, bertujuan untuk maba dapat melewati proses transisi menjadi mahasiswa yang dewasa dan mandiri, mempercepat proses adaptasi mahasiswa dengan lingkungan yang baru, dan memberikan bekal untuk keberhasilannya menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
"COI ITEKES Bali diharapkan dapat memberikan bekal awal agar mahasiswa kelak akan menjadi alumni ITEKES Bali yang berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif," jelas Putu Darma.
COI 2025 diawali pertemuan dengan orangtua maba agar mereka mengetahui fasilitas dan program ITEKES bagi buah hatinya. Kemudian materi-materi internal oleh dosen/tenaga kependidikan ITEKES, Badan Narkotika Nasional Bali, dan sejumlah narasumber eksternal lain.
Lebih lanjut, asas pelaksanaan COI ITEKES Bali terdiri dari asas keterbukaan, asas demokratis, asas humanis, asas legalitas, asas kesetaraan dan non-diskriminasi, asas inklusivitas dan aksesibilitas, asas perlindungan dan keamanan dan asas edukatif dan dipastikan tidak ada perploncoan.
ITEKES Bali, masih membuka pintu hingga akhir Agustus untuk beberapa jurusan/prodi, termasuk kuota Program Satu Keluarga Satu Sarjana yang tersisa 21 kursi. Rektor pun mempersilahkan masyarakat menbcari informasi lebih lanjut.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII Dr. Ir. IGL Bagus Eratodi, ST., MT., IPU., ASEAN.EAng., APEC., Eng., berpandangan, perolehan mahasiswa baru ITEKES yang terus meningkat, membuktikan bahwa perguruan tinggi kesehatan ini sangat adaptif terhadap kebutuhan stakeholder.
Situasi sebaliknya, kata Eratodi, terjadi di sejumlah perguruan tinggi swasta (PTS) yang mengalami penurunan jumlah maba dari tahun ke tahun. Sehingga, kuncinya ada pada masing-masing PTS.
"Kami banyak menerima laporan beberapa PTS mabanya menurun. Itu terjadi karena program studinya kurang diminati. Kami dorong agar PTS berinovasi menyesuaikan kebutuhan zaman," kata Eratodi.
Menurut dia, prodi yang paling diminati yakni, kesehatan, teknologi informasi, keuangan dan komunikasi. Jika perguruan tinggi tidak adaptif dengan trend yang berkembang, lama-kelamaan akan ditinggal.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Penyelenggara Pendidikan Latihan dan Pelayanan Kesehatan (YPPLPK) Drs. IB Arka, memastikan bahwa seluruh maba tidak salah memilih ITEKES Bali sebagai tempat mengenyam perguruan tinggi. Sebab, waktu telah membuktikan institusi pendidikan ini lahir dengan proses panjang. Tidak secara prematur.
Meskipun maba baru sehari bergabung, IB Arka tak ragu meminta agar kelak mereka mau mengambil peluang kerja ke luar negeri yang difasilitasi kampus. Hingga kini, terhitung lebih dari 100 lulusan ITEKES Bali telah berkarir di Jepang dan sejumlah negara maju lainnya.
"Dari awal saya ajak adik-adik, anak-anakku semua untuk berpikir setelah lulus nanti, berani berkarir ke luar negeri. Buatlah gebrakan dari sisi pengalaman dan finansial," pintanya.










