DENPASAR -fajarbali.com |Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang evaluasi oleh pemerintah setiap pekan membawa dampak yang positif bagi Bali. Apalagi saat ini Bali gencar melaksanakan penyekatan, vaksinasi massal, testing, tracing, dan treatment, hingga melaksanakan isolasi terpusat (Isoter) bagi pasien yang terpapar covid-19.
Menurut Kapenrem 163/Wira Satya, Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia, pelaksanaan Isoter pasien covid-19 membawa angin segar bagi Bali dalam sepekan terakhir. Dimana dari data kasus covid-19, sudah terjadi penurunan kasus meski jumlahnya masih relatif banyak.
Ia pun berharap dengan tren positif ini, pekan depan Bali bisa turun jadi level 3. Selain itu ia juga menilai Isoter bisa menjamin orang yang terpapar Covid-19 dengan gejala ringan maupun tanpa gejala tidak menyebarkan virusnya kepada orang lain.
“Sementara Isolasi mandiri (Isoman) kendalanya ada pada pengawasan petugas terhadap pasien,” ungkap Kapenrem kepada wartawan, pada Rabu 1 September 2021.
Diakuinya, saat ini petugas memang sulit mengawasi pasien isoman karena banyak yang tidak tertib. Bahkan ada yang merasa sehat sendiri dan melakukan aktivitas seperti biasa. Padahal virus di dalam tubuhnya masih ada.
“Banyak pasien isoman seperti itu. Positif tapi tanpa gejala dan dia terus kemana-mana. Jadi menyebar ke orang lain virusnya,” bebernya kepada wartawan.
Sementara apabila pasien covid-19 ditempatkan di isoter, kondisi pasien bisa selalu diawasi petugas dari tenaga kesehatan. Begitu pula dari segi pemberian vitamin, makanan dan lain sebagainya.
Untuk itu, Kapenrem mengajak pasien yang terpapar agar siap dirawat di tempat Isoter. Lagipula, banyak pasien yang mengaku senang dirawat di isoter. “Saya sendiri sudah berkeliling ke lokasi-lokasi isoter bertanya kepada masyarakat yang tengah dirawat. Di sana rata-rata mereka mengaku senang,” bebernya. (Hen)
Save as PDF