DENPASAR-fajarbali.com | Sidang Paripuran DPRD Bali yang berlangsung pada Senin (14/1/2019) yang berlangsung kurang lebih 2 jam 45 menit berlangsung lancar.
Namun, ada yang menarik perhatian pada sidang tersebut. Yakni pertanyaan salah satu anggota Komisi IV DPRD Bali dari Fraksi Partai Golkar Wayan Rawan Atmaja tentang Jalan Tol Bali Mandara.
Rawan memepertanyakan terkait isu adanya pergantian nama Jalan Tol yang dibangun di masa kepemimpinan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Pasalnya, banyak pihak yang menilai jika ada kesan seperti menghilangkan “peninggalan” Pastika saat memimpin selama dua periode.
Menjawab hal itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengakui jika dirinya telah mengusulkan pergantian nama Jalan Tol Bali Mandara menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
“Memang betul saya sebagai Gubernur mengajukan perubahan nama tersebut kepada Menteri Pekerjaan Umum dengan suatu pertimbangan,” jawabnya.
Kendati demikian, usulan pergantian nama tersebut bukan tanpa alasan. Melainkan telah dibahas melalui pertimbangan terlebih dahulu. Alasannya, Jalan tol yang menghabiskan dana trilyunan itu berdekatan dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai. Disamping itu, ada juga Patung Pahlawan I Gusti Ngurah Rai, termasuk dengan Jalan By Pass Ngurah Rai yang lebih dahulu ada dibandingkan dengan Jalan Tol.
“Maka menurut saya setelah berdiskusi dengan berbagai pihak, wilayah itu perlu dijadikan satu kesatuan ikon, maka Jalan Tol Bali Mandara diusulkan menjadi Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai. Itu usulan kami kepada Menteri Pekerjaan Umum. Kami belum mendapat jawaban disetujui atau tidak,” akunya.
Namun, Koster menolak apabila pergantian nama tersebut dianggap sebagai upaya untuk menghilangkan atapun menghapus hasil pembangunan pada saat Made Mangku Pastika memimpin. “Sama sekali tidak, tapi semata-mata ini adalah untuk kepentingan menyatukan ikon di wilayah tersebut,” terang dia.
Ketua DPD I PDIP Bali ini menjelaskan, nama Bali Mandara yang lain akan tetap ada. Misalnya saja Rumah Sakit Bali Mandara yang berada di Jalan By Pass Sanur dan Sekolah Bali Mandara. Begitu juga program-program lain pada masa pemerintahan sebelumnya, seperti Simantri juga tak akan dirubah. Hanya saja akan diperbaiki tatanannya.
“SMA Bali Mandara di Buleleng, namanya juga tetap, programnya juga diteruskan karena programnya sangat baik. Bahkan sekolah semacam itu akan dibangun lagi di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem untuk mempercepat mengurangi pengangguran dan kemiskinan di Karangasem,” pungkasnya. (her)