BANGLI – fajarbali.com | Jelang revalidasi tahap II terhadap Kawasan Geopark Batur, Kintamani, Bangli, Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global Geopark (BPP BUGG) terus melakukan berbagai pembenahaan agar keberadaan taman bumi ini bisa dipertahankan. Salah satunya, terkait rekomendasi yang diberikan Unesco BPP BUGG telah mampu menindaklanjuti 70 persen dari 11 rekomendasi yang disyaratkan.Sementara terkait sisa rekomendasi yang belum bisa dilaksanakan, pihak pengelola mengingatkan pemerintah atasan baik Pusat maupun Propinsi Bali untuk memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan Geopark Batur yang notabene merupakan wakil merah putih yang pertama mendapat pengakuan dunia di Indonesia.
Sekretaris BPPBUGG, I Dewa Ketut Setia Darma menjeskan, sesuai rencana pihak Unesco akan kembali melakukan revalidasi tahap II terhadap Geopark Batur, awal Juni 2020 mendatang. Untuk menerima kedatangan tim Unesco, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan dan pembenahan di kawasan Geopark Gunung Batur. “Dari 11 rekomendasi yang diberikan saat revalidasi tahap pertama, kita sudah berhasil menindaklanjuti sebanyak 70 persen,” ungkapnya, Minggu (01/3/2020).
Sementara 30 persen lagi masih dilakukan berbagai upaya untuk melakukan pembenahan. Lanjutnya, dari 11 rekomendasi ada sejumlah rekomendasi yang masih menemui kendala untuk ditindak lanjuti, seperti poin 5, yakni menciptakan keragamanan produk geopark yang ditawarkan seperti mengembangkan “rute danau” dengan perahu pariwisata, termasuk pemahaman panorama di beberapa situs. Persoalan lain yang kerap dihadapi pengelola, diakui, sering terjadi mis komunikasi dengan pihak lain dikawasan Geopak Batur, khususnya dalam penentuan batas kawasan geopark.
Tidak hanya itu, kata dia, terkait sarana prasarana juga masih sering terkendala. Sebut saja, untuk sarana jalan dan trotoar masih banyak yang rusak. Dia langsung menunjuk trotoar di depan anjungan Penelokan, kini banyak yang bolong-bolong. Dan, bila ini ada saat tim revalidasi turun tentunya akan memberikan pandangan kurang bagus bagi asesor Unesco. Karenanya, pihaknya berharap agar Pemrop Bali turun tangan untuk melakukan perbaikan trotoar tersebut. Sementara, untuk jalan, di dekat anjungan juga banyak lubang dan jalan itu status jalan nasional. “Kita tidak mungkin melakukan perbaikan, karena akan jadi masalah. Kita sempat melakukan penataan jalan berlubang, dan itu dipermasalahkan, jadi kita kapok untuk itu,”tandas Dewa Setia Darma.
Untuk itu, pihaknya kembali mengingatkan Geopark Batur adalah wakil merah putih. Jadi pihaknya berharap Pemprop Bali dan pusat sama-sama ikut mempertahankan dan membangun geopark Batur. Dengan kata lain, Geopark Batur merupakan tanggungjawab kita semua. Bukan hanya dibebankan kepada Badan Pengelola dan Daerah saja. “Geopark Batur terbingkai merah putih. Pemprop Bali dan pusat harus bersinergi membenahi kekurangan yang ada di Geopark Batur segingga level green bisa kita pertahankan,” pungkasnya. (arw)