Pendiri sekaligus pemilik Hakkoku Bali, Hiroyuki Sato. (Foto: Tha)
GIANYAR-fajarbali.com | Hakkoku yang didirikan pada tahun 2018 oleh Hiroyuki Sato dan terletak di jantung Ginza, Tokyo kini resmi hadir di Bali tepatnya di The Sayan House, Ubud, Bali, minggu (25/8/2024). Hakkoku Bali adalah restoran sushi omakase kelas atas dengan menawarkan pengalaman sushi yang istimewa dengan layanan yang memberikan sentuhan perhatian ekstra.
Pendiri sekaligus pemilik Hakkoku Bali, Hiroyuki Sato percaya bahwa sushi dapat menciptakan kebahagiaan dengan memengaruhi emosi orang. Pada usia 25 tahun, Sato membenamkan dirinya dalam dunia sushi, bergabung dengan Sushi Tokami dan memenangkan bintang Michelin. Pada bulan Februari 2018, ia akhirnya membuka Hakkoku di Ginza, Tokyo. Sushi dan layanan yang luar biasa berjalan beriringan. Sato senang berinteraksi dengan orang-orang, menciptakan pengalaman intim yang menggabungkan makan dan berbincang.
Lebih lanjut Sato menjelaskan bahwa setelah sukses mendirikan restoran, ia dan Plan Do See Indonesia akhirnya memutuskan untuk memperluas restorannya. Didukung oleh kesamaan budaya Jepang dan Indonesia, terutama gagasan ‘omotenashi’ yang sama di kedua negara, Sato pun mantap dalam keputusannya untuk memperluas bisnisnya ke Bali. Memperkenalkan Putu dan Diah, dua koki sushi bersertifikat yang dikirim untuk mempelajari seni membuat sushi di Ginza. Mereka akhirnya kembali ke rumah mereka di Bali, di mana mereka akan memimpin pengalaman Hakkoku Bali.
Chef Putu Merteoke Atmaja (kiri) dan Diah Suryani memperagakan cara membuat sushi. (Foto: Tha)
Sato menyebutkan nama Hakkoku adalah permainan kata-kata dari hitam dan putih sebagai gambaran samurai, yang mewakili keseimbangan antara kekuatan yang kontras yang saling melengkapi secara harmonis. Keseimbangan ini tercermin dalam hubungan antara sushi dan nasi, pelanggan dan koki, serta hubungan antara Jepang dan Indonesia.
“Meskipun tampak sederhana, ada kerumitan dalam semua elemen di sekitar Hakkoku yang membuat merek ini berbeda dari sushiya lainnya. Ada ekosistem tertentu yang menghubungkan satu elemen dengan elemen lainnya, seperti nasi dan sushi, koki dan pelanggan, layanan dan pengalaman, dan seterusnya. Terinspirasi oleh hal ini, Hakkoku bertujuan untuk menunjukkan kesatuan antara semua elemen, menyoroti bagaimana hubungan antara dua hal atau lebih dapat menciptakan konsep baru dari pertukaran budaya hingga hubungan antara koki dan pelanggan, dan semua elemen,” jelasnya.
Di sela-sela launching, Sato mengaku sangat senang Hakkoku hadir di Bali. Ia menerangkan Hakkoku sudah tersebar di seluruh dunia. Dan setiap Hakkoku yang berada di masing-masing negara selalu menggunakan produk lokal. “Kami memadukan makanan laut berkualitas tinggi, seperti tuna dari pedagang grosir. Bahkan untuk di Bali, penyajian sushi hampir 95 persen menggunakan produk lokal yang disajikan dengan nasi sushi cuka merah yang unik untuk menciptakan harmoni rasa yang nikmat,” ujarnya.
Ia sangat berharap Hakkoku Jepang dengan Hakkoku di Bali bisa bersatu dan memberikan sushi terbaik. Hakkoku Bali diharapkan juga bisa memberikan warna untuk kuliner di Indonesia terutama Bali.
Hakkoku Bali hadirkan sushi dengan kualitas yang tinggi.
Sementara itu, Chef Putu Merteoke Atmaja yang sudah 14 tahun berkecimpung menangani Sushi memilih ikan lokal dalam penyajian sushi di Hakkoku Bali. Menurut pria asal Singaraja ini, ikan lokal yang ada di Bali tak kalah dengan ikan yang ada di jepang. “Ikan-ikan kita tidak kalah saing dangan ikan yang ada di jepang. Mereka semua import di jepang kita juga punya di sini. Produk lokal yang dipakai untuk sushi adalah sayur dan ikan. Jadi setiap hari kita ke pasar Kedonganan dengan mobil untuk membeli ikan tanpa melalui suplaier. Kita memilih langsung dari nelayan,” jelas di hadapan awak media.
Menurut Putu, memilih langsung dari tangkapan nelayan sangat berpengaruh pada Sushi yang di hasilkan. Sebab, ikan yang di dapat dari nelayan langsung, tingkat stresnya kecil. Sehingga tekstur ikan menjadi baik dan sushi yang dihasilkan pun baik. (M-001)