MANGUPURA-fajarbali.com | GWK Cultural Park, ikon pariwisata budaya terbesar di Bali, merayakan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan serangkaian kegiatan penuh makna. Acara ini memadukan semangat patriotisme, kepedulian lingkungan, dan perayaan keberagaman budaya. Tak hanya menjadi destinasi hiburan, GWK menegaskan perannya sebagai ruang publik yang aktif menjaga budaya, mempererat persatuan, dan menumbuhkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
Perayaan dimulai dengan Upacara Bendera yang khidmat di halaman Patung Garuda Wisnu Kencana. Patung setinggi 121 meter ini menjadi latar belakang yang megah, menambah makna mendalam pada momen penghormatan jasa para pahlawan. Upacara yang diikuti seluruh karyawan GWK dan siswa SMAN 1 Kuta Selatan ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kemerdekaan yang diraih melalui pengorbanan besar. Usai upacara, komitmen terhadap kelestarian lingkungan diwujudkan melalui Penanaman Pohon di area parkir. Puluhan bibit pohon ditanam sebagai simbol keberlanjutan hidup, sejalan dengan filosofi Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam.
Semangat kebersamaan dan kebhinekaan kemudian terwujud dalam Parade Budaya Nusantara. Sebanyak 500 murid Sekolah Dasar dari Gugus 5 Kecamatan Kuta Selatan tampil memukau mengenakan busana tradisional dari berbagai daerah. Parade ini tidak hanya menjadi perayaan visual atas Bhinneka Tunggal Ika, tetapi juga sarana edukasi yang menanamkan nilai persatuan, gotong royong, dan kebanggaan budaya sejak usia dini. Kehadiran generasi muda dalam parade ini menjadi simbol harapan akan keberlanjutan semangat kebangsaan.
Direktur Operasional GWK Cultural Park, Ch. Rossie Andriani mengatakan, rangkaian perayaan dilanjutkan dengan Pesta Rakyat GWK 2025, sebuah selebrasi spektakuler yang memasuki tahun keempat penyelenggaraannya. “Acara ini membuktikan konsistensi GWK sebagai ikon budaya dan ruang publik yang inklusif, menyatukan hiburan, edukasi, dan kebersamaan dalam satu perayaan akbar. GWK Cultural Park ingin menjadi tempat di mana semua orang bisa merayakan kemerdekaan dengan cara mereka masing-masing,” ujarnya.
Puncak perayaan Pesta Rakyat dimeriahkan oleh deretan musisi papan atas lintas genre. King Nassar membuka festival dengan penampilan perdananya, disusul energi eksplosif dari The Changcuters. Pamungkas dan Dipha Barus juga turut menghipnotis penonton dengan penampilan memukau mereka. Tak hanya itu, penampilan dari Milledenials, Kis feat. Yessy Diana, Tika Pagraky, Not So Koplo, dan Barong Boys juga menambah warna musik yang bisa dinikmati semua kalangan.
“Selain hiburan musik, Pesta Rakyat juga mendukung perekonomian lokal melalui MyMelali GWK Market, festival kuliner dan bazar UMKM yang berlangsung selama lima hari. Puluhan pelaku usaha lokal menampilkan berbagai sajian khas, kerajinan tangan, dan produk kreatif. Kehadiran pasar ini tidak hanya memperkaya pengalaman pengunjung, tetapi juga memberikan dukungan nyata pada perekonomian setempat,” jelas Rossie.
Perayaan ditutup dengan pesta kembang api spektakuler yang menerangi langit GWK Cultural Park, menciptakan momen penuh sukacita bagi 5.000 penonton yang hadir. Sinar warna-warni kembang api menjadi simbol persatuan dan semangat kemerdekaan yang terus menyala. Melalui perayaan ini, GWK Cultural Park menegaskan perannya sebagai destinasi budaya dan hiburan utama di Bali, tempat di mana musik, rasa, dan kebersamaan berpadu, menciptakan kenangan yang tak terlupakan. (M-001)