Gianyar, Baru Tiga Subak Kantongi Sertifikat Organik

IMG_20220831_122402-46437a1b
Lahan sawah yang sudah organik
GIANYAR-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Dikembangkannya produksi beras organik di Gianyar, saat ini sebagian petani di wilayah subak masing-masing sudah mengembangkan sistem pertanian organik. Namun untuk mendapatkan sertifikasi organik mesti melalui jalan yang panjang. 
Kabid Pertanian dan Holtikultura Dinas Pertanian Gianyar, I Wayan Suarta, Rabu (31/8/2022) menyebutkan saat ini di Gianyar yang sudah memiliki sertifikasi padi organik baru tiga subak. Disebutkan tiga subak itu adalah Subak Kuwalon di Desa Temesi, Subak Telaga di Ubud dan Subak Kedisan di Desa Kedisan. "Tiga subak itu sudah mendapatkan sertifikasi penghasil padi organik," jelas Wayan Suarta. Untuk mendapatkan sertifikasi organik sebelumnya diajukan ke Dinas Pertanian dan dibantu pengajuannya ke lembaga sertifikasi organik. 
 
Di sisi lain, sebelum menuju ke pertanian organik wilayah subak tersebut harus melewati lahan sistem pertanian sehat ramah lingkungan. Sistem pertanian sehat ini juga persyaratan cukup berat. "Yang sering terjadi untuk pertanian sehat ramah lingkungan ini, pertama pada saluran irigasi tidak ada sampah plastik," jelasnya. Disisi lain saluran irigasi juga terpisah dengan saluran got rumah tangga, bagi yang saluran irigasi melewati pemukiman penduduk. Sehingga standar penilaian pertama adalah irigasi bebas dari sampah plastik dan bebas dari campuran got rumah tangga. 
 
Selain persoalan sampah plastik, pertanian organik, saluran irigasi mesti steril dari pestisida dan pupuk anorganik. "Saluran irigasi kan bersinggungan dengan subak lain, kalau di hulu masih memakai pestisida dan pupuk anorganik, maka subak di hilirnya tidak bisa murni organik, karena masih tercemar dari hulunya," paparnya. Walau demikian dari Dinas Pertanian terus mendukung program pertanian organik dengan pertama menjadikan lahan pertanian sehat ramah lingkungan terlebih dahulu. 
 
Dari data Dinas Pertanian, luas tanam padi di Gianyar mencapai 13.457 hektar dengan produksi beras lebih dari 47.488 ton per tahun 2021. Dari luas 13.488 tersebut sekitar 653 lahan pertanian sudah beralih ke lahan pertanian sehat ramah lingkungan dan organik. Dimana 3 subak sudah pertanian organik bersertifikat dan 13 subak sudah pertanian sehat ramah lingkungan. Jumlah petani di Gianyar sekitar 28.000 petani penggarap yang rata-rata jumlah garapan sekitar 40 are. 
 
Masih kecilnya jumlah pertanian organik tersebut selain dihadapkan pada persoalan pencemaran pada saluran irigasi, sebagian besar petani masih enggan ke organik, karena pada awal-awal peralihan sangat berat, membutuhkan waktu menjadikan lahan menjadi organik. “Kita berharap tiap tahun terjadi peningkatan luas lahan pertanian organik sebelumnya sekitar 1,5% dan meningkat menjadi 3% lebih lahan pertanian basah yang organik. Sedangkan lahan pertanian kering yang sudah beralih ke organic, ditanam komoditas Jahe Merah, Lidah Buaya serta sayuran yang tersebar di Gianyar utara.sar
Scroll to Top