MANGUPURA-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Prof. Ir. Anak Agung Putu Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., Ph.D., yang menjabat sebagai Guru Besar dalam bidang Sistem dan Perencanaan Industri di Fakultas Teknologi Pertanian, menjadi salah satu dari 12 Guru Besar Tetap Universitas Udayana (Unud) yang dikukuhkan pada Sabtu (25/1/2025).
Prof. Agung Suryawan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pendekatan Sistem dalam Pembangunan Regional Bali: Sinergi Sektor Pertanian dan Pariwisata Melalui Agroindustri”.
Dalam orasinya, Prof. Agung Suryawan memaparkan tentang pentingnya pendekatan sistem dalam pembangunan regional Bali, khususnya dalam mengintegrasikan sektor pertanian dan pariwisata.
Menurutnya, pembangunan regional di Bali dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang melibatkan keterkaitan antara faktor sosial-budaya, ekonomi, sumber daya alam, dan lingkungan dengan program-program pembangunan yang dilakukan. Program-program pembangunan tersebut, lanjutnya, berfungsi sebagai motor penggerak sistem yang ada.
Secara spesifik, Prof. Agung Suryawan menjelaskan bahwa pembangunan regional Bali sangat dipengaruhi oleh tiga sektor utama yang saling terkait, yaitu pariwisata, pertanian, dan industri. Ketiga sektor ini, meskipun memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Bali, juga saling bersaing dalam penggunaan sumber daya alam, terutama lahan, air, dan tenaga kerja.
Menurutnya, adanya kompetisi antar sektor ini dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam pembangunan dan bahkan dapat membahayakan sektor pertanian yang telah lama menjadi tulang punggung perekonomian Bali.
Lebih lanjut, ia menyoroti pergeseran struktur ekonomi Bali yang telah terjadi sejak tahun 1980-an, ketika sektor pariwisata mulai berkembang pesat dan menggantikan dominasi sektor pertanian.
Meskipun sektor pariwisata memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Bali, ia menilai bahwa sektor tersebut belum mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap sektor pertanian.
Hal ini karena adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan pasar pariwisata dengan ketersediaan produk pertanian lokal.
Kondisi ini, menurutnya, menyebabkan sektor pertanian harus bersaing ketat dengan sektor pariwisata dalam merebutkan sumber daya alam.
Prof. Agung Suryawan menekankan bahwa untuk mengatasi ketidakseimbangan ini, perlu adanya pengembangan sektor industri pengolahan berbasis produk pertanian, atau yang dikenal dengan agroindustri.
Pengembangan agroindustri, menurutnya, dapat menjembatani antara sektor pertanian dengan sektor pariwisata melalui penyediaan produk olahan pertanian yang berkualitas dan memiliki nilai tambah.
Produk-produk agroindustri ini, selain dapat memenuhi kebutuhan pariwisata, juga berpotensi untuk diekspor dan dapat menggantikan produk impor yang selama ini banyak digunakan di sektor pariwisata, seperti wine, minuman beralkohol, dan keju.
Ia melanjutkan, bagaimana agroindustri juga bisa memberikan kontribusi positif dalam sektor wisata, dengan mengembangkan agrowisata dan wisata gastronomi. Ia memberi contoh agrowisata coklat, kopi luwak, dan buah jeruk yang dapat menarik wisatawan.
Selain itu, pengembangan agroindustri juga memungkinkan wisatawan untuk menikmati proses produksi dan produk hasil pertanian yang diolah, yang kemudian dapat dinikmati di restoran yang ada di lokasi agroindustri tersebut.
"Namun, dalam pengembangan agroindustri di Bali, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi, antara lain infrastruktur yang belum memadai, kurangnya sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih, terbatasnya teknologi yang efisien dan murah, serta kurangnya dukungan finansial dari lembaga keuangan," jelasnya.
Prof. Agung Suryawan menegaskan bahwa dukungan dari pemerintah sangat penting untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, baik dalam hal kebijakan, pendanaan, maupun penyediaan infrastruktur yang mendukung.
Dirinya menekankan pentingnya pembangunan regional Bali yang direncanakan secara holistik, terintegrasi, dan partisipatif.
Ia juga mengingatkan bahwa pendekatan sistem dapat membantu untuk memahami keterkaitan antar komponen sistem dalam pembangunan regional, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem tersebut.
"Kesuksesan pengembangan agroindustri, menurutnya, akan memberikan manfaat besar dalam mendorong berkembangnya sektor pertanian, memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian, dan menyediakan produk berkualitas untuk memenuhi kebutuhan sektor pariwisata," kata Prof. Agung Suryawan.
"Untuk mewujudkan Bali yang jagadhita, diperlukan cara berpikir sistem yang dapat menyatukan visi para pengambil kebijakan dan masyarakat dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di Bali," pungkasnya.