DENPASAR-fajarbali.com | Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Ngurah Rai (FISHUM-UNR) menjadi pionir perubahan sosial dan kepedulian terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Komitmen tersebut ditandai penandatanganan kerja sama antara FISHUM UNR dengan Migrant Care, organisasi masyarakat sipil non-pemerintah (NGO) yang bergerak dalam isu perlindungan pekerja migran Indonesia.
Kerja sama kedua institusi ini juga dirangkai dengan Seminar Nasional "Kampus Jadi Ruang Perubahan Migrant Care Goes to Campus", bertempat di Auditorium UNR, Sabtu (1/11/2025).
Sebelum acara inti, diawali dengan pemutaran film pendek mengisahkan anak muda Indonesia yang tergiur dengan tawaran bekerja ke luar negeri. Namun, sesampainya di sana, dia malah menjadi korban penipuan bahkan menjurus ke tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau human trafficking.
Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo, mengatakan, pihaknya memang memiliki program "goes to campus" karena perguruan tinggi merupakan mitra strategis menjalin kolaborasi.
"Kolaborasi ini kami harapkan mendorong perubahan sosial yang lebih baik lagi dengan prinsip Tri Dharma Perguruan tinggi," jelas Wahyu.
Migrant Care, kata Wahyu, konsen bergerak di bidang advokasi kebijakan, bantuan hukum, penelitian, dan pendidikan untuk memperkuat gerakan perlindungan hak-hak pekerja migran dan keluarganya. Tujuannya adalah mewujudkan kehidupan pekerja migran yang bermartabat dan berdaulat.
Apalagi Bali yang notabene pintu gerbang internasional, tentu ada potensi permasalahan transnasional yang cukup tinggi, karena tingginya arus migrasi.
"Bermigrasi atau bekerja ke luar negeri itu kan hak asasi ya. Kita tidak bisa mencegah tapi dari sisi kebijakan terhadap perlindungan hak dan kewajiban pekerja migran bisa kita perjuangkan," jelasnya.
Keberadaan UNR sebagai lembaga pencetak mahasiswa agen perubahan sangat penting kaitannya, terlebih warga Bali banyak yang bekerja sebagai PMI.
"Sivitas Akademika FISHUM UNR kami harapkan menjadi agen perubahan agar calon PMI tahu detail hak dan kewajiban mereka di negara tujuan. Kami punya prinsip yang sama, yakni agar di seluruh Indonesia tidak ada lagi perdagangan orang," tegasnya.
Dekan FISHUM UNR Dr. Drs. I Wayan Astawa, SH., MAP., menambahkan, kehadiran Migrant Care ke UNR ibarat angin segar yang membuka wawasan sekaligus memberikan kesempatan para sivitas akademika untuk berkontribusi melahirkan perubahan sosial yang lebih baik.
Program kerja Migrant Care, berupa advokasi kebijakan dengan cara berupaya memengaruhi kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja migran, bantuan hukum, penelitian, pemberdayaan, pendidikan serta konseling, menurut Astawa sangat relevan dengan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Karenanya, FISHUM UNR memastikan kerja sama dengan Migrant Care tidak berhenti di atas kertas. Pihaknya bakal merancang program pengabdian kepada masyarakat bersama Migrant Care.
"Apa yang disampaikan Pak Wahyu tadi sangat benar. Banyak masyarakat Bali yang bekerja di luar negeri. Artinya potensi negatif bisa kita cegah di awal," jelasnya.
"Kita punya tujuan yang sama, yakni menciptakan perubahan sosial yang baik. Kampus itu bukan sekadar tempat belajar, tetapi taman membangun nilai kemanusiaan, tempat nalar dan nurani saling bertemu," jelas Astawa.
Tampil sebagai narasumber pada seminar nasional tersebut, yakni Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo, Wakil Rektor III UNR Bidang Kemahasiswaan Dr. Gede Wirata, S.Sos., SH., MAP., dan Koordinator Pengetahuan, Data dan Publikasi Migrant Care Tri Dwi Yuni Aresta. Sedangkan Cokorda Putra Indrayana, S.Sos., MAP., sebagai moderator.










