Empat Dekade Menjaga Idealisme

e27c11cc-aab8-4227-a9c3-76dfae05483f

Loading

FOTO: Perayaan hari jadi/dies natalis ke-40 Mahadewa University di kampus setempat, Jl. Seroja, Tonja, Denpasar, Jumat 25 Agustus 2023.

 

DENPASAR - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Jumat 25 Agustus 2023, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia atau UPMI (sebelumnya bernama IKIP PGRI Bali), genap berusia 40 tahun. Menjaga eksistensi selama empat dekade tentu bukan persoalan mudah di tengah gencarnya kemajuan zaman.

Perguruan tinggi yang juga dikenal dengan sebutan Mahadewa University, ini, lahir dari rahim idealisme para pendirinya. Mereka adalah tokoh-tokoh pendidikan Pulau Dewata yang sebagian telah berisitirahat di rumah keabadian.

“Kami hadir dengan satu cita-cita mulia, yaitu mengabdi kepada para generasi muda melalui dunia pendidikan,” kata salah satu pendiri yang saat ini mengetuai YPLP PT IKIP PGRI Bali Drs. IGB Arthanegara, SH., MH., M.Pd., di sela perayaan hari jadi/dies natalis Mahadewa University di kampus setempat, Jl. Seroja, Tonja, Denpasar, Jumat 25 Agustus 2023.

Para pendiri, lanjut Arthanegara, sungguh sadar akan pentingnya arti pendidikan dalam membangun sebuah bangsa yang maju dan bermartabat. Ia mengenang, era 1980-an, belum banyak guru di Bali berkualifikasi sarjana.

Ini disebabkan karena terbentur dengan tugas mengajar serta masih minimnya perguruan tinggi keguruan yang ada. Jika memilih melanjutkan pendidikan ke luar Bali, tentu tidak semua guru mampu saat itu.

Terdorong oleh keinginan luhur tersebut, lanjut dia, dengan bermodalkan semangat yang tak kenal lelah, maka 40 tahun yang lalu para pendiri bersama para guru yang telah sarjana dan memenuhi syarat sebagai pengajar S1, meresmikan IKIP PGRI Bali di gedung terbuka Ardha Candra Art Centre Denpasar yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Gubernur Bali, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.

Tidak bisa dipungkiri, tidak semua teman-teman mau diajak bersama membangun perguruan tinggi yang bernama IKIP PGRI Bali waktu itu.

“Saya sangat ingat betul ada teman kita yang saya tawari untuk menduduki jabatan dekan, menolak terang-terangan karena sudah nikmat dengan tugasnya di PTS lain. Cuma sayangnya, ketika kita mulai bangkit dan bersinar, tiba-tiba beliau menaruh simpatinya yang luar biasa dengan bertanya-tanya, Bagaimana IKIP PGRI Bali Kita?” kenangnya.

BACA JUGA:  UPMI Gembleng Karakter Mahasiswa Barunya

Pihaknya sangat bangga dan menaruh rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada para pendiri, para perintis dan pengabdi yang sangat luar biasa terhadap keberadaan IKIP PGRI Bali yang sekarang ini.

“Beliau-beliau tersebut sekarang ini banyak yang sudah mendahului kita ke alam yang baru. Tapi jasa dan pengabdian beliau masih kita wariskan sekarang ini. Karena itu melalui kesempatan ini, dengan tema peringatan “Unity in Harmony” saya ingin mengajak saudara-saudara sebagai generasi penerus UPMI, untuk terus menerus saling bergandengan tangan bersatu membangun kampus kita menjadi semakin megah, semakin maju, semakin bermutu dan semakin dirasakan keberadaannya oleh masyarakat,” ajaknya.

Pihaknya juga mengajak untuk tidak pernah ada yang merasa dirinya paling berjasa membesarkan UPMI. “Bila anda memang mencintai UPMI sepenuh hati, tunjukkanlah dengan bakti bukan dengan janji. Kami sepakat untuk tidak pernah melupakan sejarah," ujarnya.

"Kami juga sadar, membangun masa depan tidak bisa melupakan apa yang terjadi pada masa sekarang. Dan masa sekarang, adalah akibat dari masa lalu yang pernah kita jalani. Membangun masa yang akan datang tanpa belajar dari masa sekarang dan dengan melupakan masa lalu, maka itu sama saja artinya membangun sesuatu di atas dasar sebuah kepalsuan,” tegas Arthanegara.

Kata dia, sebeberapa pun kecilnya sumbangsih yang telah diberikan oleh para pelaku-pelaku sejarah berdirinya kampus ini, semuanya tidak ternilai artinya bagi keberadaan kampus hari ini dan dimasa yang akan datang. Hanya bangsa yang besar yang bisa menghargai jasa-jasa para pahlawan-pahlawannya.

“Dan karena kita ingin kampus ini kedepan semakin besar, maka menjadi kewajiban kita untuk selalu memberikan tempat kepada jasa-jasa para pendahulu kita. Semuanya harus diberi tempat dan semuanya harus mendapat tempat,” lanjutnya.

BACA JUGA:  Di Usia 39 Tahun, Ini yang Ditekankan Rektor UPMI

Arthanegara juga mengungkap keberhasilan Mahadewa University. “Tempat kita memang berada di kampung, tapi sarjana yang kita hasilkan bukanlah sarjana kampungan. Bayaran uang kuliah kita memang murah tetapi sarjana yang kita hasilkan bukanlah sarjana murahan,” ujarnya.

Terbukti, lanjut dia, hasil didikan Mahadewa University yang semula bernama IKIP PGRI Bali, sudah banyak yang duduk di pemerintahan sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dua orang lulusan juga sudah berhasil menjadi profesor, yaitu Prof. Drs. I Ketut Subagiasta, M.Si., D.Phil, yang kini menjadi Rektor di Institut Agama Hindu Negeri Palangkaraya Kalimantan Tengah, Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum sekarang menjadi Rektor UPMI, dan tercatat yang berhasil meraih gelar doktor dari alumni adalah Dr. Drs. I Wayan Suanda, S.P., M.Si, Dr. Rr. Dwi Umi Badriyah, S.Pd., M.Pd. Kons, Dr. I Wayan Sumandya, S.Pd., M.Pd, Dr. Ida Ayu Kade Arisanthi Dewi, S.Pd., M.Fis.

Demikian juga di pemerintahan, lulusan Mahadewa University ada yang dipercaya menjadi pemimpin baik di tingkat Desa sebagai Lurah Desa Tonja Made Oka, Wakil Bupati Badung Suiasa, Bupati Klungkung Suwirta dan deretan ini akan menjadi semakin panjang kalau harus disebutkan satu persatu mulai yang jadi anggota DPRD, wartawan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, kepala sekolah, dosen perguruan tinggi dan lain-lain.

Arthanegara juga menyampaikan bahwa kali ini juga mengundang teman-teman Dosen Dpk yang telah purna bakti. “Jasa-jasa beliau ini tidak bisa kami ungkapkan dengan ribuan kalimat saking banyaknya jasa yang telah beliau persembahkan kepada kampus kita ini. Dari tangan beliau pula lah yang telah berjasa melahirkan sarjana-sarjana para alumni. Kami tidak bisa mempersembahkan apa-apa untuk jasa dan pengabdian beliau yang luar biasa bagi UPMI,” pungkasnya.

BACA JUGA:  Rekrutmen Tenaga Guru Tidak Lagi Lewat CPNS,Diarahkan Melalui P3K

Pada kesempatan yang sama, Rektor Mahadewa University Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, SH., M.Hum., menganalogikan, layaknya sebuah kapal, perguruan tinggi yang dipimpinnya itu, telah terbiasa menghadapi gelombang dan hantaman badai.

Bahkan, beberapa kali hampir karam, namun berhasil diselamatkan oleh nahkoda dan awaknya. Dedikasi, idealisme, integritas dan loyalitas menjadi mantra menyelamatkan serta mempertahankan eksistensi Mahadewa University hingga seperti sekarang.

Prof. Suarta yang merupakan "produk" asli Mahadewa University, yang mengawali karir dari pegawai hingga menduduki kursi nomor wahid, berpegang teguh pada target. Baginya, esok harus lebih maju lagi dari kemarin. "Sebab jika hasil hari ini sama seperti kemarin, itu sebuah kemunduran," kata Prof. Suarta.

Salah satu kemajuan besar pada era kepemimpinannya adalah menaikkan status dari institut menjadi universitas. Menariknya lagi, prestasi itu dicapai di tengah badai global, Pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu.

Perubahan menjadi universitas ini, lanjut dia, semakin memperluas jangkauan Mahadewa University dalam melayani pendidikan tinggi masyarakat.

Status sebagai kampus pencetak guru tetap melekat dikuatkan lagi dengan prodi-prodi di bidang teknologi informasi, Pendidikan Profesi Guru dan membuka Program Pascasarjana.

Dalam perjalanannya, menurut Prof. Suarta, Mahadewa University, tidak saja berperan menjadi kampus pencetak guru, namun benteng budaya Bali, kewirausahaan, olahraga hingga pendidikan karakter.

Hal ini bisa dilacak lewat arsip, jejak digital dan piagam yang tersimpan rapi di kampus. Dikatakan penjaga budaya Bali, karena Mahadewa University konsisten melestarikan kesenian tradisional lewat prodi yang dimilikinya.

Di bidang olah raga, Mahadewa University terukir dalam tinta emas. Kontingen-kontingennya beberapakali mengharumkan nama Bali dan Indonesia di kancah dunia. Terkait wirausaha juga tidak kalah.

"Ternyata banyak juga mahasiswa kami yang berwirausaha," kata Prof. Suarta. Ia berharap Mahadewa University menjadi pilihan utama masyarakat.

Perayaan empat dekade Mahadewa University dimeriahkan berbagai hiburan, salah satunya penyanyi Bagus Wirata. Gde

Scroll to Top