https://www.traditionrolex.com/27 Edukasi Dini di Tingkat PAUD, Kunci Keberhasilan Desa Mayong Zero Stunting - FAJAR BALI
 

Edukasi Dini di Tingkat PAUD, Kunci Keberhasilan Desa Mayong Zero Stunting

(Last Updated On: 16/08/2022)

Masyarakat Desa Mayong, Seririt, Buleleng, mengikuti screning kesehatan di sela Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Provinsi Bali, Senin (15/8).

SINGARAJA – fajarbali.com | Kecamatan Seririt menjadi penyumbang prevalensi stunting tertinggi di Kabupaten Buleleng yang saat ini menyentuh angka delapan persen berdasarkan Survei Status Gisi Indonesia (SSGI) tahun 2021.

Namun, Desa Mayong, salah satu desa di kecamatan Seririt berhasil terbebas dari kasus stunting. Perbekal Desa Mayong punya strategi khusus dalam mencegah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak berusia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada 1000 hari pertama kehidupan tersebut.

Astawa membeberkan stategi dalam mencegah pertumbuhan stunting muncul di desanya. Salah satunya dengan aktif mengedukasi masyarakat melibatkan berbagai instansi terkait.

Peran Posyandu dan mengaktifkan setiap kader posyandu menjadi garda pertama dalam mendeteksi dan mencegah stunting oleh Made Astawa.

“Edukasi dilakukan sejak dini untuk memberikan pemahaman. Selain itu Langkah nyata yang dilakukan desa adalah memasang pos anggaran dana desa untuk alokasi kesehatan berupa makanan tambahan sesuai dengan kondisi sasaran kita,” ungkapnya saat Promosi dan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Provinsi Bali di Desa Mayong, Senin (15/8).

Di bidang pendidikan melalui guru,  juga diselipkan program pencegahan stunting di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Astawa menargetkan PAUD menjadi sasaran edukasi untuk memastikan kondisi gagal tumbuh kembang pada anak berusia dibawah 5 tahun dapat ditekan.

Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra menekankan pentingnya mengawal desa-desa yang sudah mampu bebas dari stunting. Wabup menerangkan di Kecamatan Seririt perlu adanya atensi khusus penanganan desa yang masih terdapat kasus.

Dia berharap Buleleng dapat menekan kasus stunting secara maksimal usai digulirkan program kerja sama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia dan Komisi IX DPR RI.

Kami apresiasi upaya sosialisasi yang dilakukan. Harapannya stunting dapat ditekan signifikan, Buleleng saat ini sudah 8 pesen. Target tahun ini bisa diangka 7 persen,” ungkapnya.

Sutjidra berpesan, kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Provinsi Bali agar benar diimplementasikan sehingga kedepan, bonus demografi Buleleng dapat dinikmati.

Anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana menambahkan, stunting di Indonesia mencapai 24 persen lebih. Dengan kata lain, satu dari empat anak Indonesia terjangkit stunting. Hal ini tentu menandakan kondisi Indonesia dalam ‘ancaman’.

Jika terus dibiarkan, sumber daya manusia Indonesia tidak mungkin mampu bersaing dengan negara lain. Saat ini saja, Indonesia kalah dengan negara-negara ASEAN, misalnya Thailand.

“Keseriusan pemerintah pusat terbukti dengan diterbitkannya Peraturan Presiden khusus mengatur percepatan penurunan stunting dan BKKBN menjadi koordinatornya. Sedangkan saya di Komisi IX menyatakan dukungan penuh,” kata Kariyasa.

Ia berharap, pemerintah daerah meningkatkan anggaran untuk Organisasi Perangkat Daerah bidang Keluarga Berencana atau OPD KB guna menyukseskan program ini. Sebab menurunkan stunting bukan perkara mudah.

Direktur Teknologi Informasi dan Data BKKBN Mahyuzzar menyambut baik program kemitraan ini yang menyasar langsung masyarakat pedesaan.

Menurutnya, hampir seluruh masyarakat sudah mulai memahami stunting sehingga kampanye jadi lebih mudah. Ini tidak lepas dari kampanye yang berlangsung dialogis. Suasana sangat cair di mana peserta dan nara sumber sangat aktif tanya jawab.

BKKBN, kata Mahyuzzar, berkolaborasi dengan seluruh kementerian terkait dan stakeholder karena sebagai permasalahan kompleks stunting memerlukan penanganan bersama.

“Kami juga akan memutakhirkan data kependudukan September ini,” kata Mahyuzzar, sembari mengapresiasi prevalensi stunting di Buleleng yang relatif kecil, delapan persen. Bahkan Buleleng diharapkan hadi kabupaten percontohan pencegahan stunting.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih memberikan materi tentang kesehatan reproduksi, merawat kandungan, bayi, hingga edukasi bagi calon pengantin. (Gde)

 Save as PDF

Next Post

Semarakkan Hari Kemerdekaan RI Ke-77, Mercure Kuta Beach Bali Lepas 77 Tukik

Rab Agu 17 , 2022
Dibaca: 18 (Last Updated On: 16/08/2022) MANGUPURA-fajarbali.com | Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Mercure Kuta Beach Bali, Selasa (16/8) mengajak wisatawan maupun seluruh komponen hotel baik owner, manajement, serta staff untuk bergabung dalam kegiatan pelepasan tukik (anak penyu) di Pantai Kuta, Kabupaten Badung. Kegiatan tersebut sebagai upaya […]
Pelepasan Tukik_1-7f156611

Berita Lainnya