https://www.traditionrolex.com/27 Dyah Permatha Korry, Doktor ke 41 Undiknas - FAJAR BALI
 

Dyah Permatha Korry, Doktor ke 41 Undiknas

Nilai kearifan lokal Tri Hita Karana mampu memperkuat ketahanan pengusaha untuk mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan.

 Save as PDF
(Last Updated On: 20/03/2024)
Dr. Putu Dyah Permatha Korry, SE., MM. (tiga dari kiri) bersama promotor dan penguji.

DENPASAR-fajarbali.com | Putu Dyah Permatha Korry, SE., MM., berhak menyandang gelar Doktor (Dr) Bidang Ilmu Manajemen setelah menuntaskan studi S3-nya pada Program Studi Program Doktor Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang, dengan waktu studi 3,5 tahun.

Dengan demikian, Dyah Permatha Korry tercatat sebagai doctor ke-41 yang dimiliki Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar. Hal ini sejalan dengan visi Rektor Undiknas yang ingin mempercepat akselerasi kualifikasi dosen-dosennya.

Dyah Permatha Korry mengangkat disertasi berjudul “Pengaruh Modal Kewirausahan Terhadap Keunggulan Bersaing Berkelanjutan: Peran Mediasi Ketahanan Pengusaha dan Kemampuan KOlaborasi dan Moderasi Nilai Tri Hita Karana. (Studi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tenun di Bali)”.

Ujian terbuka dan promosi doktor berlangsung di Universitas Brawijaya, Malang, Selasa (19/3/2024). Dyah Permatha Korry dipromotori oleh Prof. Dr. Armanu, SE., M.Sc. Didampingi Dr. Sudjatno, SE., MS dan Risna Wijayanti, SE., MM., Ph.D., CFP., sebagai Ko-Promotor I dan II.

Sedangkan dewan penguji, di antaranya; Prof. Dr. Moeljadi, SE., SU., M.Sc., CFP., Prof. Dr. Ubud Salim, SE., MA., CPHR., Prof. Ananda Sabil Hussein, SE., M.Com., Ph.D., ditambah penguji eksternal Prof. Dr. Tjokorda Gde Raka Sukawati, SE., MM., serta Dr. I. Wayan Ekadina, SE, M.Si.

Srikandi yang bergabung sebagai dosen Undiknas tahun 2015 ini, menjelaskan, ketertarikannya meneliti Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), karena UMKM memegang peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. UMKM berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif karena UMKM di Indonesia memiliki pangsa pasar terbesar yang mencapai 99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia.

Sektor UMKM juga berperan besar dalam menyerap tenaga kerja yaitu sebesar 97% dari total keseluruhan tenaga kerja nasional di Indonesia. “Menurut data yang ditampilkan oleh ASEAN Investement Repost,2022, sektor UMKM di Inonesia memiliki jumlah unit usaha terbesar dibandingkan negara ASEAN lainnya,” jelas Dyah Permatha Korry, Rabu (20/3/2024), dihubungi dari Denpasar.

Meski demikian, kata dia, literature menunjukkan, walaupun memiliki peran yang cukup signifikan, sebagian besar UMKM mengalami kegagalan di tahun awal usahanya dan hanya sedikit yang berhasil bertahan. Kementrian KoperasiUMKM menyatakan bahwa umur usaha UMKM di Indonesia rata-rata dibawah 6 tahun. Pemberdayaan UMKM menghadapi berbagai tantangan baik dari sisi internal maupun dari sisi eksternal.

Sementara, fenomena yang terjadi di Bali, UMKM merupakan salah satu sektor pendukung bagi pariwisata Bali. Provinsi Bali mengandalkan pendapatan utama daerahnya dari sektor pariwisata yang sangat bergantung pada kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Perkembangan sektor pariwisata sangat mempengaruhi sektor lainnya seperti perdagangan, akomodasi, sektor pertanian dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pariwisata, kebanyakan sektor pendukung pariwisata di Bali berupa usaha kecil dan menengah yang dikelola oleh masyarakat Bali.

Sedangkan disisi lain, lanjutnya, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap perubahan dan turbulensi lingkungan seperti krisis ekonomi global, bencana alam, ancaman terorisme, isu sensitive berupa isu SARA dll akan sangat berdampak terhadap kunjungan wisatawan.

“Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap sektor pariwisata membuat UMKM di Bali sangat rentan terhadap turbulensi lingkungan, karena naik turunnya tingkat kunjungan wisatawan akan berdampak terhadap keberlangsungan UMKM di Bali,” ujarnya.

Lebih lanjut, kaya Dyah Permatha Korry, pengaruh budaya memegang peranan penting bagi pengembangan perilaku pengusaha UMKM, terutama bagi pengusaha yang menjalankan usahanya di daerah yang memiliki budaya yang sangat kental dengan kehidupan sehari-hari seperti di Bali.

Unsur budaya memegang peranan penting pada setiap kegiatan kehidupan masyarakat Bali baik dalam kehidupan sehari-hari maupun kegiatan bisnis tidak lepas dari unsur budaya. Peneliti memandang perlu adanya pemahaman lebih mendalam mengenai bagaimana peran filosofi nilai Budaya Bali terhadap pembentukan perilaku pengusaha UMKM di Bali.

Salah satu filosofi budaya Bali yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat Bali yaitu Tri Hita Karana yang memandang pentingnya hubungan antara manusia dengan sesamanya, hubungan spiritual dan juga hubungan dengan lingkungannya.

Penerapan filosofi Tri Hita Karana dalam kehidupan masyarakat Bali bahkan sudah tertuang dalam peraturan daerah Provinsi Bali, sehingga menjadi landasan bagi setiap pengusaha yang menjalankan operasinya di Bali.

Berdasarkan teori pembelajaran sosial yang menyatakan bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh proses pembelajaran dan juga lingkungan sosialnya. Individu cenderung membentuk perilaku berdasarkan proses pengamatan mengenai konsekuensi hasil dari perilaku tersebut pada lingkungan sosialnya.

“Penelitian ini menawarkan filosofi Tri Hita Karana sebagai variabel moderasi untuk mengkaji lebih mendalam dampak dari penerapan filosofi Tri Hita Karana pada proses pembelajaran sosial yang akhirnya membentuk perilaku pengusaha yang berpengaruh pada kemampuannya dalam mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan pada UMKM di Bali,” jelas Dyah Permatha Korry.

Hasil risetnya menyatakan bahwa, nilai kearifan lokal Tri Hita Karana mampu memperkuat ketahanan pengusaha untuk mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan. Kearifan lokal Tri Hita Karana merupakan pedoman norma sosial yang berkembang pada masyarakat Bali dalam menjalankan kehidupan sehari-hari yang menekankan pada harmonisasi hubungan antara individu dengan spiritualitasnya, lingkungan dan juga sesamanya.

Pengusaha yang mampu memahami dan mengimplementasikan nilai kearifan lokal akan membentuk perilakunya sesuai dengan norma sosial yang berkembang di lingkungan sosialnya.

Penerimaan perilaku oleh lingkungan sosial disekitar pengusaha dapat memperkuat ketahanannya karena memudahkan pengusaha untuk mendapatkan dukungan dan juga bantuan yang akan meningkatkan motivasi dan emosi positif pada pengusaha.

Dyah Permatha Korry juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor Undiknas Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, ST., S.Sos., MM., ASEAN. Eng., Ketua Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Dr. AAN Eddy Supriyadinata Gorda, serta semua pihak yang telah mendukung studinya. (gde)

 

 Save as PDF

Next Post

SMK Fest 2024 Hadirkan Beragam Ruang Kreativitas Bagi Siswa, Targetkan 100 Ribu Pengunjung

Kam Mar 21 , 2024
Dibaca: 373 (Last Updated On: 20/03/2024) Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra membuka SMK Festival 2024 di Taman Budaya Provinsi Bali, Rabu (20/3) malam.   DENPASAR-fajarbali.com | Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) berkerja sama dengan Universitas Sains dan Teknologi Komputer (STEKOM) Semarang serta didukung oleh […]
1710984205601_copy_800x534

Berita Lainnya