GIANYAR-Fajar Bali | Baru dua pekan lalu gelandangan dan pengemis diciduk Satpol PP Gianyar, kini 16 Gepeng kembali diciduk di kawasan Ubud, Kamis (18/1/2018). Enam belas Gepeng ini didominasi perempuan dan anak-anak. Selain wajah lama, ada juga Gepeng sebagai pendatang baru.
Usai melakukan pencidukan, Kasatpol PP Gianyar, Cokorda Gede Agusnawa menyebutkan pencidukan tersebut merupakan tindakan lanjutan yang sudah dilakukan sebelumnya.
“Saya juga mendapat laporan dari warga masyarakat terkait mulai maraknya Gepeng di Ubud,” terang Cok Agusnawa. Dikatakannya, dari laporan masyarakat, Gepeng yang beraksi di Ubud sudah sejak tiga hari belakangan. Disebutnya lagi, Gepeng kali ini selain didominasi perempuan juga didominasi anak-anak.
Cok Agusnawa sendiri juga menyebut kalau Gepeng tersebut ada muka baru dan muka lama. “Kalau pencidukan sebelumnya, semuanya adalah wajah lama atau sudah pernah terciduk sebelumnya. Sedangkan kali ada muka baru yang mencoba menjadi Gepeng di Gianyar.
Dari pendataan yang dilakukan, Cok Agusnawa menyebutkan kalau Gepeng tersebut semuanya berasal dari Desa Munti Gunung, Kecamatan Kubu, Karangasem. Dikatakannya, yang paling dewasa berumur 17 tahun sejumlah 4 orang dan sudah menikah, sisanya anak-anak, dan yang paling miris adalah ada bayi umur 4 bulan diajak menggepeng.
BACA JUGA: Satpol PP Ciduk Belasan Gepeng di Kawasan Ubud
Kasatpol PP sangat menyayangkan kalau anak-anak diajak menggepeng. Selain kehilangan masa depan, juga kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan. Di sisi lain, dengan mengajak Balita akan mendapatkan simpati oleh wisatawan, “Namun Ubud sebagai destinasi wisata juga akan ternoda citranya,” beber Cok Agusnawa. Setelah dilakukan pendataan, 16 Gepeng tersebut diserahkan ke Dinas Sosial Gianyar untuk nantinya dipulangkan ke daerah asalnya.
Kadissos Gianyar, Made Watha dikonfirmasi (118/1/2018) membenarkan kalau Dinas Sosial diserahi 16 Gepeng. Dari data yang dimilikiya, ada sebagian dari Gepeng tersebut merupakan wajah lama yang sudah pernah beroperasi di wilayah Gianyar.
“Setelah kami terima, kami berikan pembinaan agar jangan lagi melakukan pekerjaan menggepeng,” terang Made Watha. Setelah diberikan pembinaan, Gepeng tersebut dikembalikan ke Karangasem yang diserahkan di Dinas Sosial Karangasem.
Made Watha sendiri menduga aksi Gepeng tersebut dikoordinir oleh oknum tertentu yang mencoba menarik keuntungan dari Gepeng tersebut. “Kemungkinannya seperti itu, namun saat ditanya mereka tidak ada yang mengaku,” terang Watha. Kedepannya, Dinas Sosial Gianyar akan mencoba menelusuri keterlibatan oknum tertentu yang mengarahkan menggepeng ke wilayah Gianyar. (sar)