https://www.traditionrolex.com/27 Diduga Terbeban dengan Kerja Sistem Online, Guru SMPN 1 Banjarangkan Coba Bunuh Diri - FAJAR BALI
 

Diduga Terbeban dengan Kerja Sistem Online, Guru SMPN 1 Banjarangkan Coba Bunuh Diri

(Last Updated On: 28/08/2021)

SEMARAPURA-Fajarbali.com | Seorang guru bernama I Putu S (57) yang sehari-hari mengajar di SMPN 1 Banjarangkan melakukan aksi percobaan bunuh diri, Senin (23/8). Pria yang beralamat di Jalan Ki Hajar Dewantara, Lingkungan Bendul, Kelurahan Semarapura Tengah tersebut nekat mencoba mengakhiri hidupnya dengan minum cairan racun nyamuk. Belum dipastikan penyebabnya, hanya saja aksinya tersebut diduga dilatari stres karena pekerjaan yang selama ini dilakukan dengan sistem online.

Informasi yang dihimpun di lapangan, pada pukul 07.30 Wita, I Putu S berangkat ke sekolah (SMP Negeri 1 Banjarangkan) dengan mengendarai mobil Suzuki Katana DK 1490 LJ. Setelah dua jam berlalu, istrinya, Ni Wayan S (55) berinisiatif menghubungi korban melalui telfon. Ketika tersambung, korban menyampaikan bahwa sudah berada di kawasan Goa Jepang, Banjarangkan. Ia memutuskan putar balik karena kondisi sekolah yang sepi. Namun yang mengejutkan, korban juga mengaku sudah menenggak cairan racun nyamuk Baygon.

“Saat dihubungi istrinya, korban mengaku sudah sampai di Goa Jepang karena di sekolah tidak ada siapa-siapa. Ia juga  mengaku sudah minum Baygon,” ujar Kapolsek Banjarangkan, AKP Nicolas Sina Ruing.

Baca Juga: 
Tiba-Tiba Pingsan Di Asrama, Kasikum Polres Bangli Meninggal Dunia
Pelaku Upal Dibekuk

Mendengar pengakuan korban, sontak membuat istrinya kaget dan langsung memutuskan untuk menyusul suaminya. Tetapi sampai  di TKP, suaminya sudah lemas dengan posisi tersandar dalam jok mobil. Sedangkan mobil dalam keadaan terparkir dan terkunci. “Setelah di gedor-gedor pintunya, baru di bukak kondisinya sudah lemas. Akhirnya yang bersangkutan di bawa ke Rumah sakit Graha  Bhakti Medika, Negari Banjarangkan dengan menggunakan ambulance Kris,” imbuh Kapolsek.

Setelah mendapat perawatan, kini korban sudah sadarkan diri dan kondisinya mulai membaik. Hanya saja untuk pemicu aksi nekatnya, Kapolsek belum dapat memastikan. Muncul dugaan disebabkan oleh beban pekerjaan sekolah. Apalagi saat ini semuanya dikerjakan dengan sistem online.

“Tindakan yang di lakukan korban untuk sementara belum diketahui penyebabnya, namun dugaan dari pihak saksi dan sekaligus istri korban diduga  karena adanya beban pekerjaan sekolah yang semuanya dilakukan dengan sistem internet,” ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, I Ketut Sujana membantah jika aksi korban dilatari stres akibat beban kerja yang seluruhnya dikerjakan dengan sistem online. Sosok guru agama tersebut juga dikenal tidak gaptek (gagap teknologi). Sujana yang sempat menjenguk korban ke rumahnya mengatakan, yang bersangkutan diduga hanya kurang perhatian saja. Apalagi sudah menginjak usia yang sudah tua.

“Hanya kurang perhatian dan komunikasi saja. Yang bersangkutan tidak gaptek, banyak yang gaptek, tergantung cara menyikapi saja. Masak sudah dari satu tahun lalu begini (belajar online) tapi baru sakit hati (beban),” jelasnya seraya mengatakan korban sudah sempat mendatangi sekolah untuk mengajukan permohonan pensiun dini. (dia)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Aliansi Mahasiswa se-Bali Desak Penerapan PPKM, Kebijakan Selama Pandemi Tak Konsisten

Sab Agu 28 , 2021
Dibaca: 21 (Last Updated On: 28/08/2021)DENPASAR-Fajarbali.com | Perpanjangan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Pulau Jawa dan Bali mendapat protes dari kalangan mahasiswa. Terbukti dengan adanya aksi dari puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa se-Bali menggelar Longmarch dari Parkir Timur Lapangan Bajra Sandi Renon menuju Kantor Gubernur […]

Berita Lainnya