GIANYAR – fajarbali.com | Kabupaten Gianyar kehilangan salah satu seniman terbaiknya. Pematung Ketut Moderen (72), seniman asal Banjar Bangun Liman, Desa Buruan, Blahbatuh tutup usia. Seniman patung ini mengabdikan hidupnya di dunia seni rupa (patung) dan tutup usia di RSUD Sanjiwani Gianyar, Sabtu (18/4/2020) lalu sekitar pukul 04.00 Wita. Sebelum ke rumah sakit, sempat terluka, dan diduga meninggal karena tetanus.
Ketua Sabha Desa Pakraman Buruan, I Nyoman Arjawa, Minggu (19/4/2020) menjelaskan warga Buruan telah kehilangan sosok seniman besar. Seniman yang mencetak 90 persen generasi seni rupa di Desa Buruan. “Kami telah kehilangan sesosok seniman besar. Beliau meninggal karena tetanus,” ujar Arjawa, yang juga teman dengan mendiang.
Nyoman Arjawa menuturkan, sebelum terkena tetanus, mendiang sempat mempersiapkan studio atau tempat membuat patung baru. Saat membuat studio itu, mendiang terkena paku. Pihak keluarga sempat mengajaknya berobat ke RSUD Sanjiwani, dan menjalani rawat inap. Namun baru dirawat sehari, mendiang meninggal. “Beliau meninggal karena infeksi tetanus. Pemakaman akan dilakukan besok (Senin),” ujarnya. Dikatakannya lagi, mendiang merupakan sosok seniman all out. Dimana setiap karyanya tidak semata-mata mengejar profit oriented. “Setiap karya yang dibuatnya penuh dedikasi. Beliulah yang mencetak hampir 90 persen seniman seni rupa di Buruan,” ujarnya.
Semasa hidupnya, mendiang I Ketut Moderen telah meraih segudang penghargaan. Dia juga pernah membuat patung bertemakan pewayangan untuk Presiden Megawati. Karya bernilai miliaran rupiah tersebut dikerjakan Ketut Moderen bersama beberapa seniman patung dalam kondisi menderita penyakit prostat. “Berkesenian adalah napas saya, kalau tidak mematung saya seperti ada yang kurang. Kalau sudah berkarya, kalau sedang sakitpun, saya merasa sehat. Saya tidak bisa lepas dari kegiatan mematung,” ujar Ketut Moderen ketika menyelesaikan patung pesanan Megawati.(gds).