https://www.traditionrolex.com/27 "Dialisis", Metode Cuci Darah Untuk Pasien Keracunan - FAJAR BALI
 

“Dialisis”, Metode Cuci Darah Untuk Pasien Keracunan

(Last Updated On: 16/06/2021)

Denpasar-fajarbali.com | Viralnya kasus napi Lapas Kerobokan yang mengalami keracunan akibat menegak larutan disinfektan, tidak saja meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga pasien meninggal. Namun, kejadian tersebut juga membawa efek lanjutan bagi pasien yang hingga kini masih dirawat intensif karena gagal ginjal. Karena mengalami gagal fungsi ginjal, maka pasien tersebut harus melakukan perawatan cuci darah atau ‘Dialisis’. Apa itu tindakan dialisis dan siapa saja yang bisa menjalaninya?


Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hypertensi RSUP Sanglah Denpasar, Dr. dr. Yenny Kandarini, Sp.PD-KGH., FINASIM mengatakan, dialisis atau dalam istilah awam dikenal dengan cuci darah merupakan prosedur medis untuk membuang racun yang menumpuk dalam tubuh.

“Selama ini, metode dialisis dikenal dilakukan pada orang dengan penyakit gagal ginjal,” jelasnya.

Namun, selain gagal ginjal ada beberapa penyakit lainnya yang membutuhkan cuci darah. Beberapa penyakit itu di antaranya keracunan dan sepsis. Sepsis terjadi ketika bahan kimia yang dilepaskan di dalam aliran darah untuk melawan infeksi memicu peradangan di seluruh tubuh. Dapat menyebabkan berbagai perubahan yang merusak beberapa sistem organ, menyebabkan kegagalan organ, terkadang bahkan mengakibatkan kematian.

Baca Juga :
Vaksinasi, Warga Lotim Mulai Antusias
Coinomo – Gerbang Mata Uang Kripto Ritel di Asia Tenggara – Umumkan Putaran Pembiayaan Strategis Baru yang Dipimpin oleh Vertex Ventures SEAI

“Sepsis merupakan komplikasi yang jarang terjadi, tapi sangat berbahaya dari suatu penyakit. Pada beberapa kasus keracunan dan sepsis, racun dan bakteri menyerang fungsi ginjal. Sehingga, ginjal tak bisa bekerja sebagaimana mestinya. Gangguan ginjal itu biasanya terjadi secara akut sehingga membutuhkan penanganan segera,” jelas dr Yenny.

Lebih lanjut dr Yenny memaparkan, pada tahap ini, metode cuci darah dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal sementara. Pada keracunan dan sepsis karena bakteri berat umumnya akut dan secara mendadak, tidak seumur hidup dilakukan seperti gagal ginjal. Hal ini berbeda dengan gagal ginjal yang memerlukan proses dialisis terus menerus atau seumur hidup. Dialisis pada gagal ginjal dilakukan karena ginjal tidak lagi berfungsi dan tidak bisa ditangani secara konservatif melalui diet dan obat-obatan.

“Pada dialisis menggunakan mesin atau dikenal dengan hemodialisis, proses dilakukan dengan menggunakan tiga komponen utama yakni mesin hemodialisis, selang hemodialisis (blood tubing), dan dialiser (ginjal buatan). Ginjal buatan itu memiliki kapiler-kapiler halus untuk memisahkan racun dari darah,” tandasnya. (dha)

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Wacana PPN untuk Sembako dan Pendidikan Bebani Masyarakat

Rab Jun 16 , 2021
Dibaca: 57 (Last Updated On: 16/06/2021)Denpasar-fajarbali.com | Tidak hanya berdampak buruk pada sektor pariwisata, pandemi Covid-19 juga menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Pertumbuhan ekonomi Bali bahkan disebutkan terpuruk paling dalam dibandingkan daerah lainnya mengingat Bali menggantungkan sektor ekonominya dari pariwisata. Ditengah kondisi yang serba sulit ini justru Pemerintah mewacanakan mengenakan Pajak […]

Berita Lainnya