Deteksi Kelainan Detak Jantung dengan MENARI

Jantung kita berdetak setiap detik untuk memompa darah agar tubuh bisa berfungsi normal. Umumnya, denyut jantung orang dewasa berkisar antara 60-100 kali per menit dengan irama yang teratur.

Namun, pada beberapa orang mungkin mempunyai denyut jantung di bawah atau bahkan di atas angka tersebut. Jika denyut jantung melebihi angka 100 kali per menit maka dapat menimbulkan keluhan berdebar-debar pada penderitanya.

Dalam istilah medis, kondisi jantung berdebar-debardisebut dengan palpitasi jantung. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan palpitasi jantung secara tiba-tiba, misalnya setelah olahraga yang terlalu berat, masalah psikologis (stres, takut, kecemasan, atau serangan panik), konsumsi kafein yang berlebihan, dan makanan tertentu seperti makanan tinggi karbohidrat, lemak, dan micin (MSG).Beberapa penyakit atau kondisi tertentu juga dapat menyebabkan palpitasi, seperti kelebihan hormon tiroid, anemia (sel darah merah rendah), hipoglikemia (kurang gula darah), demam, dehidrasi (kekurangan cairan), tekanan darah rendah, perubahan hormon(saat menstruasi, kehamilan dan sebelum menopause), maupun efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu.

Masalah jantung berdebar juga dapat disebabkan oleh gangguan jantung yang lebih serius. Seperti pada kondisi irama jantung tidak teratur yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner, serangan jantung, gagal jantung, gangguan katup jantung, dan gangguan otot jantung. Jika jantung berdebar memang diakibatkan oleh suatu penyakit jantung, biasanya akan ada gejala lainnya yang menyertai, seperti:  pusing, tubuh terasa melayang atau kegoyahan, nyeri dada, atau sesak napas.

Salah satu kondisi yang menyebabkan jantung berdenyut terlalu cepat dan perlu diwaspadai adalahFibrilasi Atrium. Fibralasi Atrium (FA) adalah suatu kelainan irama jantung yang terjadi akibat gangguan sinyal listrik pada salah satu bagian jantung, yaitu serambi jantung, sehingga jantunghanya bergetar dan tidak berfungsi dengan baik. Pada keadaan seperti ini, darah terkumpul di serambi jantung dan membentuk bekuan darah yang sewaktu-waktu dapat lepas dan menyumbat jantung atau otak sehingga menimbulkan henti jantung ataupun stroke.

Sayangnya FA menjadi salah satu masalah jantung yang sering tidak disadari. Untuk mengetahui kondisi FA, memang harus dilakukan pemeriksaan rekam jantung oleh dokterspesialis jantung. Akan tetapi, agar masalah irama jantung ini dapat terdeteksi secara dini, sebenarnya ada satu kegiatan ringan yang mungkin dapat dilakukan yaitu MENARI. MENARI disini bukanlah sembarang menari karena yang dimaksud menari disini adalah MEraba NAdi sendiRI yaitu merupakan suatu gerakan self assessment untuk mengetahui kelainan irama jantung khususnya FA.

Caranya tidaklah susah, yakni dengan menempelkan 2-3 jari tangan kanandi sisi dalam pergelangan tangan kiri dekat ibu jari. Lakukan penekanan secara perlahan hingga terasa denyutan. Rabalah beberapa saat sehingga pola denyut nadi dapat diketahui.Denyut nadi dapat dihitung per 10 detik atau 1 menit. Dalam kondisi istirahat, denyut nadi yang normal akan teratur dengan laju 10-15 kali dalam 10 detik perabaan. Adapun denyut nadi tiap 1 menit bagi orang yang sehat dan bugar akan menghasilkan antara 60-100 denyutan.Bila denyut nadi teraba tidak teratur, seperti ada denyut yang terasa hilang atau denyut yang terasa lebih kuat atau lemah ataupun laju nadi cepat dan lambat bergantian, maka ada kemungkinan terkena serangan FA.

Bila kondisi ini terjadi sebaiknya tidak menunggu terjadi kondisi lain terjadi seperti berdebar, nyeri dada, sesak, mudah lelah atau sebagainya. Segeralah memeriksakan diri ke dokter dan utarakan bahwa telah melakukan observasi denyut nadi dan merasakan ketidaknormalan. Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan rekam jantung atau EKG (elektrokardiografi) untuk mengetahui secara detail grafik detak jantung Anda.

MENARI menjadi sangat penting untuk disosialisasikan karena berdasarkan data PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) tahun 2014, penderita FA memiliki risiko terserang stroke lima kali lebih tinggi dibanding orang tanpa FA. Sekitar 40% penderita FA akan mengalami stroke sebagai gejala awalnya. Biasanya sebagian besar stroke yang disebabkan FA akan menyebabkan kecacatan yang lebih berat dan lama. Mereka yang sudah memasuki usia lanjut sekitar 65 tahun ke atas sebaiknya melakukan MENARI ini secara rutin seminggu sekali atau jika merasa berdebar, sesak, nyeri dada atau mudah lelah. Usahakan untuk melakukannya setelah bangun tidur.Bagi yang memang menderita hipertensi, diabetes, jantung koroner atau jantung lainnya, pernah terserang stroke maka resiko terserang stroke akan lebih besar. Diharapkan dengan MENARI ini, kelainan jantung akan terdeteksi sejak awal sehingga pasien dapat dengan segera melakukan konsultasi ke dokter sebelum terlambat.*

 

Penulis: dr. Kadek Agus Putra Udayana

 

Scroll to Top