BANGLI-fajarbali.com | Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, menggelar upacara Ngusaba Desa-Ngusaba Dimel pada tahun Saka 1947 atau 2025 Masehi. Rangkaian upacara suci yang berlangsung dua tahun sekali ini dilaksanakan selama sembilan hari, mulai 7 Agustus hingga 16 Agustus 2025.
Mengacu pada Dudonan Karya yang diterbitkan Desa Adat Batur pada 1 Agustus 2025, prosesi diawali dengan ritual macaru dan mateles pada Rabu (6/8/2025).
Selanjutnya, ritual inti dimulai pada Kamis (7/8/2025) dengan bakti pangodal, panganyar, dan pangangsuh. Pada hari ini seluruh pratima-pralingga, pusaka sakral, dan benda suci diturunkan menuju Pura Bale Agung.
Pada Purnama Karo, Jumat (8/8/2025) dilaksanakan Pucak Ngusaba Desa di Pura Bale Agung/Pura Desa Adat Batur. Ritual dipimpin oleh Jero Gede Batur, Jero Balian, dan Jero Mangku Desa Adat Batur. Ritual diiringi gong gede, Baris Batur, hingga selonding.
Keesokan harinya pada Satu (9/8/2025) digelar ritual panganyar, bakti mainoman, dan bakti panebeng/maican-ican. Hal yang unik dalam upacara ini adalah momentum seluruh masyarakat Desa Adat Batur mempersembahkan ketekan yang dapat dimaknai sebagai cacak jiwa atau sensus penduduk.
Memasuki Minggu (10/8/2025), Ida Bhatara-Bhatari memulai prosesi mancang karma atau mengitari Gunung Batur. Dalam perjalanan iring-iringan, subak-subak yang dilewati oleh Ida Bhatara-Bhatari akan mempersembahkan bakti panguntap (diberhentikan dan disajikan persembahan).
Pada hari yang sama, Ida Bhatara-Bhatari akan mampir ke Pura Jati, sebelum berjalan dan menginap (marerepan/bermalam) di Pura Tirta Mas Bungkah.
Selanjutnya, pada Senin (11/8/2025) perjalanan berlanjut menuju Pura Taman Sari di Banjar Yeh Mampeh melalui Desa Songan. Di Songan, Ida Bhatara-Bhatari dijadwalkan akan dipersembahkan bakti panyapa oleh Desa Adat Songan.
Usai pelaksanaan bakti panyapa, iring-iringan Ida Bhatara-Bhatari Batur melanjutkan perjalanan ke Pura Taman Sari. Adapun puncak upacara di pura yang berada di barat laut Gunung Batur itu akan dilaksanakan pada Selasa (12/8/25). Pada saat ini, Subak Toya Mampeh akan mempersembahkan ritual, termasuk oleh masyarakat Desa Adat Pinggan.
Pada Rabu (13/8/2025) pagi, Ida Bhatara-bhatari akan disunggi menuju ke Pura Tirta Mas Mampeh dengan berjalan kaki. Selanjutnya, pada Kamis (14/8/2025) akan dilaksanakan pucak upacara Ngusaba Dimel.
Ritual Ngusaba Dimel berlanjut pada Bakti Panganyar, Mepada Penek, dan Bakti Panebeng/Maican-ican pada Jumat (15/8/2025) dan Ngabuangin pada Sabtu (16/8/2025).
Setelah upacara Ngabuangin, Ida Bhatara-bhatari disunggi kembali ke Pura Ulun Danu Batur melewati Jalan Culali. Sesampainya di Pura Ulun Danu Batur, Ida Bhatara-Bhatari akan dipersembahkan Bakti Panyineb.
Pangemong Pura Ulun Danu Batur/Pamucuk Desa Adat Batur, Jero Gede Duhuran Batur, mewakili Desa Adat Batur memohon permakluman kepada pengguna jalan sepanjang pelaksanaan Ngusaba Dimel.
“Selama kegiatan, karena Ida Bhatara-Bhatari akan dipersembahkan Bakti Panguntap di beberapa titik oleh subak-subak, kemungkinan akan menghambat lalu lintas. Oleh karena itu, kami mohon maklum atas kondisi tersebut,” katanya.
Jero Gede menjelaskan bahwa Ngusaba Desa dan Ngusaba Dimel merupakan upacara selamatan yang sangat penting di Batur.
Ngusaba Desa dilaksanakan setiap Purnama Karo di Pura Bale Agung/Pura Desa Adat Batur. Sementara itu, setiap dua tahun sekali pada tahun Saka ganjil dilaksanakan Ngusaba Dimel.
Ngusaba Dimel pada prinsipnya adalah upacara yang dilaksanakan di kebun (mel). Menurut kepercayaan masyarakat adat Batur, pada Sasih Karo Ida Bhatara-Bhatari meninjau wilayah kekuasaannya di sekitar Gunung Batur sebagai lingga Ida Bhatari Dewi Danuh, khususnya area perkebunan, sebagai simbol pemberian anugerah kesuburan.
“Dimel artinya di kebun. Beliau (Ida Bhatari) senang berkebun, sehingga meninjau apakah tanaman tumbuh subur. Dengan begitu, diyakini akan diberikan berkah kesuburan, sarwa tinandur mupu, ten wenten kamaranan,” ujar Jero Gede.