MANGUPURA-fajarbali.com | Dampak pandemi Covid-19 tak hanya dirasakan masyarakat, tetapi juga satwa yang ada di sejumlah objek wisata di Pulau Dewata. Seperti Objek Wisata Sangeh, yang terletak di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, sejak Pemerintah Provinsi Bali menutup seluruh objek wisata untuk mencegah penularan virus corona semakin meluas, pengelola harus menambah anggaran tambahan untuk pakan. Pengelola Objek Wisata Sangeh harus menyiapkan anggaran lebih untuk pakan ratusan monyet, agar satwa primata ini tidak kelaparan.
Untuk membantu memenuhi kebutuhan pakan monyet di Objek Wisata Sangeh, salah satu komunitas pecinta motor di Bali “Cellular Riders Bali” (CRB) Kamis (26/8/2021) melakukan penyerahan bantuan pakan untuk monyet berupa buah pisang, kacang, dan roti. Selanjutnya pakan tersebut disebarkan ke area objek wisata Sangeh dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“CRB merupakan perkumpulan/komunitas yang bergerak di bidang seluler yang kebetulan hobi dengan motor yang tersebar di seluruh Bali. Melihat kondisi Objek Wisata Sangeh yang ditutup dan kekurangan pakan untuk satwa akibat dampak pandemi Covid-19, untuk itu, kami melakukan koordinasi dengan pengelola dan menggalang dana kepada para anggota untuk membeli pakan monyet. Dan hari ini kami serahkan langsung kepada pengelola objek wisata Sangeh,” ujar Ketua CRB Putu Wardana, saat ditemui disela-sela kegiatan.
Baca juga :
Pengusaha Kaya Zainal Tayeb Dijebloskan ke Rutan Polres Badung
Bupati Tabanan Berikan Dukungan Langsung Penilaian Kampung Tertib Lalu Lintas di Sanggulan, Tabanan
Wardana mengungkapkan, kegiatan yang ia lakukan bersama para anggota merupakan rasa spontanitas untuk turut berpartisipasi dan berkontribusi untuk tetap menjaga ekosistem alam khususnya di Objek Wisata Sangeh. Selain peduli terhadap alam dan lingkungan, pihaknya juga mengaku telah rutin melakukan bakti sosial ke tengah-tengah masyarakat di berbagai lokasi di Bali.
“Sebelumnya, kami telah melihat di berbagai sosial media, bahwa di Objek Wisata ini sangat kekurangan pakan untuk satwa. Untuk itu, kami bergegas untuk melakukan rapat koordinasi melalui pesan WhatsApp. Dengan respon cepat serta dukungan dari seluruh anggota, akhirnya apa yang ingin kami berikan dapat terlaksana dengan baik. Kedepannya, kegiatan semacam ini akan kami kembalikan lakukan di objek wisata lainnya seperti di Monkey Forest Ubud, Alas Kedaton Tabanan, maupun di Uluwatu,” terangnya.
Wardana berharap, ada kepedulian dari pemerintah daerah untuk turut berperan dalam memberikan perhatian terhadap objek-objek wisata yang terdampak akibat pandemi Covid-19.
“Ini memang menjadi tanggung jawab bersama. Kita semua sama-sama mengalami kondisi yang sulit, namun jika kita benar-benar bisa saling bersinergi dan kerjasama antara masyarakat, Pemerintah, organisasi dan swasta, maka kondisi seperti ini akan dapat kita lalui dengan baik. Semoga pandemi cepat berlalu sehingga perekonomian dapat kembali pulih,” harapnya.
Sementara itu, pengelola objek wisata Sangeh Made Mohon sangat mengapresiasi apa yang dilakukan CRB untuk membantu memenuhi kebutuhan pakan satwa.
“Saat pandemi ini kami benar-benar kesulitan. Biasanya ada pemasukan tambahan dari uang tiket, atau pengunjung yang memberi makan, sekarang sudah nol, sama sekali tidak ada pemasukan. Kami sangat membutuhkan dukungan dari para donatur,” ungkapnya.
Menurut Made, penutupan yang telah berlangsung cukup lama ini semakin membuat pengelola kewalahan menanggung biaya pakan ratusan monyet di objek wisata Sangeh ini. Untuk itu, pengelola mengetuk hati pemerintah, pihak swasta hingga donatur yang peduli dengan kelangsungan hidup satwa di objek wisata Sangeh, untuk meringankan beban pengelola dan desa adat setempat.
“Kita harapkan ada bantuan dari pemerintah, atau para donatur lainnya agar dapat meringankan beban pengelola, dengan memberi pakan monyet, supaya seluruh monyet di sini tidak kelaparan dan terlantar,” tutupnya. (dha)
Save as PDF