DENPASAR – fajarbali.com | Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini sangat berdampak pada perekonomian dan pariwisata Bali, terlebih perekonomian Bali sangat tergantung pada sektor pariwisata itu sendiri. Akibat pandemi ini, kedatangan wisatawan nyaris nol. Hal ini tentu berpengaruh terhadap tingkat hunian hotel (okupansi) di Bali.
Corona virus (Covid-19) yang menginfeksi di lebih 100 negara dan menjadi pandemi ini merupakan ancaman luar biasa bagi perekonomian global. Untuk mengantisipasi hal tersebut peran pemerintah sangat diharapkan bisa memberikan talangan kepada perusahaan kecil yang terdampak Covid-19 tersebut.
“Virus corona sudah menjadi ancaman global yang juga berimbas pada pariwisata dan membuat sektor pariwisata khususnya di Bali menjadi lesu bahkan mati suri,” ujar Ketua Ikatan Cendekiwan Pariwisata Indonesia (ICPI) Wilayah Bali, Dr. I Putu Anom, S.E, M.Par, Rabu (15/4/2020).
Semenjak Indonesia maupun negara-negara lainnya mulai terjangkit corona, pemerintah di seluruh dunia melarang warganya untuk bepergian keluar negeri karena penyebaran corona bersifat global. Negara yang menjadi pasar utama pariwisata khususnya Bali seperti Amerika, Eropa dan Asia juga sedang menghadapi ancaman penyebaran virus corona. Ini secara jelas dapat menurunkan pendapatan pariwisata Bali.
Anom menyatakan, sejak merebaknya virus corona di Tiongkok sudah tidak ada lagi penerbangan dari dan ke negara Tiongkok. Imbas ancaman corona yang mengglobal, mengakibatkan penurunan aktivitas penerbangan dari satu negara ke negara-negara lainnya di dunia. “Bahkan ajang bergengsi yang rencananya akan digelar oleh setiap negara pun dibatalkan akibat corona,” ucapnya.
Anom mengungkapkan, virus yang berbahaya ini sangat menggoncang industri pariwisata dunia. Ini ditandai dengan menurunnya pergerakan wisman maupun wisatawan domestik (wisdom) ke Bali. Selain itu, Bali sebagai Daerah Tujuan Utama (DTW) di Indonesia benar-benar terdampak virus corona. “Ini terlihat telah terjadi penurunan drastis tingkat hunian kamar hotel, menurunnya tingkat penjualan restauran, rumah makan, barang-barang kerajinan, dan transaksi money changer, bahkan sekarang terjadi PHK besar-besaran,” ungkapnya.
Putu Anom menambahkan, semua penurunan kunjungan wisatawan tersebut tentu akan berdampak pada pendapatan industri pariwisata. Serapan produk pertanian lokal, termasuk juga produk kerajinan lokal untuk kebutuhan wisatawan mengalami penurunan drastis. (dar).