NEGARA -fajarbali.com | Meski serapan anggaran pada APBD Induk yang ada di setiap OPD sudah baik yakni, 67 persen di Jembrana. Bupati Jembrana I Nengah Tamba tetap mengumpulkan seluruh pimpinan OPD dilingkup Pemkab Jembrana serangkaian desk APBD perubahan serta evaluasi serapan anggaran ditahun berjalan di ruang pertemuan lantai dua Gedung Kesenian Ir Soekarno Jembrana.
Bupati Tamba didampingi Wabup Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna dan Sekda I Made Budiasa, Senin(18/10) menyampaikan rapat ini dilakukan untuk menggali berbagai persoalan serta langkah-langkah yang akan diambil khususnya yang dihadapi masing-masing OPD. Bahkan kata Tamba, serapan anggaran pada APBD Induk yang ada di setiap OPD dinilai sudah baik yakni, 67 persen. Pada anggaran APBD perubahan, kata Tamba bahwa di Bulan Desember 2021 dipastikan clear atau selesai. “Anggaran perubahan akan berakhir tanggal 15 Desember 2021. Setelah kami cermati dari penyampaian masing-masing OPD, ada beberapa hal yang dipandang untuk dilakukan perubahan, diantaranya adalah masalah di Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga,” terangnya.
Pada Dinas Kesehatan, dijelaskan bahwa puskesmas menerapkan pola dengan dua shift yakni, shift pagi dan sore. Menurutnya, agar pola ini dievaluasi. Disebutkan jika dalam shift sore pelayanan yang dberikan maksimal hanya dibawah rata-rata 10 persen saja, maka hal itu tidak perlu dilanjutkan. Sehingga hanya butuh shift pagi saja.
Sedangkan untuk Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga, Bupati asal Desa Kaliakah ini minta agar pemberian beasiswa di evaluasi. Hal ini ditegaskan karena Pemkab Jembrana mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk biaya pendidikan. ”Ada Perbup yang dikeluarkan sebelumnya tentang pemberian beasiswa berprestasi. Pemberian beasiswa seperti itu kami pastikan Perbupnya di tahun 2022 akan kami ubah,” tegasnya.
Bupati Tamba juga menilai jika pemberian beasiswa tetap mengacu kepada Perbup tahun 2019, pihaknya memastikan Perbup itu tidak memiliki roh dan rasa keadilan.”Prestasi anak orang kaya dan prestasi anak orang miskin tentu beda. Anak orang miskin pulang sekolah mereka kerja termasuk makanan mereka juga kerap mengkonsumsi makanan yang kurang bergizi. Sementara anak dari orang kaya, mereka datang dari sekolah, segala kebutuhan di rumahnya telah tercukupi, sehingga anak itu sendiri tinggal belajar tanpa memikirkan beban kerja lainnya” terangnya..
Menurutnya ke depan , dia berharap bagi siswa miskin di Jembrana ini nantinya belajar sampai di tingkat diploma. “Ini kita akan fasilitasi sampai mereka dapat pekerjaan. Dengan demikian, secara perlahan keluarga miskin akan bisa dituntaskan,” ujarnya. (prm)