BMPS Bali: Sekolah Swasta Adalah Mitra yang Meringankan Beban Negara

IMG-20250621-WA0007
Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi Bali, Gede Ngurah Ambara Putra.

Loading

DENPASAR-fajarbali.com | Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi Bali, Gede Ngurah Ambara Putra, terus menyoroti dinamika dunia pendidikan, terlebih memasuki penerimaan murid baru. 

Ambara Putra secara konsisten melontarkan kritik, saran, masukan hingga apresiasi ke pemerintah jika kebijakan di bidang pendidikan berjalan sesuai keadilan.

Salah satunya, Ambara Putra secara khusus mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menegaskan pendidikan dasar wajib diselenggarakan tanpa pungutan biaya, baik di sekolah negeri maupun swasta. 

Pernyataan ini disampaikan dalam rapat koordinasi BMPS Bali yang berlangsung di Yayasan Harapan Nusantara, Denpasar, Sabtu (21/6/2025).

Menurut Ambara Putra, putusan MK tersebut sejalan dengan upaya mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berkeadilan. 

Namun, ia mengingatkan pentingnya emerintah untuk memperhatikan keberagaman kategori sekolah swasta di Bali, yang terdiri dari sekolah mandiri, semi mandiri atau subsidi, serta sekolah dengan kurikulum khusus.

“Regulasi turunan yang akan disusun Pemerintah harus mampu mengikuti dinamika dan kondisi nyata di lapangan serta disesuaikan dengan kemampuan fiskal pemerintah,” kata pria yang pernah duduk sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Bali ini.

Ambara Putra juga menegaskan agar alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBD, yang pada tahun 2024 mencapai Rp 1,38 triliun, benar-benar diprioritaskan untuk mendukung pendidikan di Bali, termasuk sekolah swasta. 

“Dengan jumlah siswa SLTA sekitar 186 ribu, alokasi dana per siswa mencapai Rp 7,4 juta per tahun, yang sangat memadai untuk mewujudkan pendidikan gratis secara merata,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan agar Pemerintah tidak membangun sekolah negeri baru tanpa kajian matang terkait kuota dan kondisi demografis, karena hal tersebut berpotensi mengurangi daya tampung dan keberlangsungan sekolah swasta yang selama ini menjadi mitra strategis pemerintah dalam meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM 74%). 

BACA JUGA:  KPK, Komisi Penghentian Kasus atau Komisi Pemberantasan Korupsi?

Diketahui, saat ini justeru yang masih dibawah dari Provinsi yogyakarta yang mempunyai income per capita dibawah Bali.

“Sekolah swasta bukan pesaing, melainkan mitra yang membantu meringankan beban anggaran negara dan meningkatkan akses pendidikan,” tutup Ketua BMPS Bali," tegas Ambara.

Rapat koordinasi ini menjadi momentum penting bagi BMPS Bali untuk menyampaikan aspirasi dan rekomendasi agar kebijakan pendidikan di Bali dapat berjalan sinergis dan berkeadilan demi kemajuan pendidikan di Provinsi Bali.

Scroll to Top