Benarkah Jadi Bupati Kekayaan Suwirta Menyusut?

SEMARAPURA-fajarbali.com | Selain figur pasangan calon (paslon), jelang Pilkada hal yang paling menjadi sorotan publik biasanya adalah harta kekayaan. Disinggung mengenai hal tersebut, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta yang juga sebagai paslon petahana memberi jawaban mengejutkan. Rupanya sejak menjadi bupati, kekayaannya justru jeblok. Bahkan tabungan pribadinya pun tak lebih dari Rp 25 juta.



Suwirta mengungkapkan, kurang lebih selama 4 tahun menjadi Bupati Klungkung tabungannya tak bertambah. Justru sebaliknya, sebelum menjadi bupati ia memiliki kekayaan sekitar Rp 3 miliar lebih berupa deposito dan aset tak bergerak, tapi kini hanya tersisa Rp 1,7 miliar saja.

Itupun hanya berupa aset yang tak bergerak, sedangkan depositonya sudah lenyap. Paslon yang diusung koalisi Gerindra, Golkar, Nasdem, dan Demokrat ini mengatakan, kini yang tersisa hanya tabungan di sebuah bank daerah dengan saldo sekitar Rp 25 juta saja.

Hingga memasuki tahun kelima dirinya memimpin Klungkung, Suwirta mengatakan hanya menerina gaji saja. Bahkan gajinya pun kerap minus, karena untuk menutupi biaya opersional.




Dengan gamblang mantan manager Koperasi Srinadi ini menyampaikan, tabungannya menyusut saat Pilkada 2013 lalu. “Yang turun uang tunai, kalau tidak salah dulu punya  tabungan deposito sekitar Rp 3 miliar. Sekarang terbalik, deposito tidak punya punya, sedangkan rekening di BPD saja sekitar Rp 25 juta. “Kekayaan jeblok habis saat pilkada,” bebernya.

Meski ‘modal’ menyusut, Suwirta mengatakan tidak akan berpengaruh pada proses pilkada yang sebentar lagi akan memasuki masa kampanye. Justru saat ini dirinya merasa lebih ringan. Lantaran seluruhnya dikerjakan secara gotong royong.

Ada yang menyumbang baliho, baju hingga nasi. Hanya untuk dana saksi yang belum tersedia. Sedangkan saat turun ke masyarakat, ia menegaskan memang tidak pernah memberikan uang apalagi menjanjikan sesuatu. Dirinya hanya fokus simakrama dan menyampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan selama ini.




“Pilkada sekarang gotong royong, teman-teman sudah banyak sekali, ada nyumbang baju baliho dan nasi. Kemarin (saat pendaftaran) baleganjurnya tidak bayar. Kalau turun ke lapangan, tidak pernah beri apa-apa, tidak pernah berjanji dan kasi uang. Saya turun hanya simakrama dan sampaikan apa yang sudah kita lakukan,” tegasnya beberapa waktu lalu.

Walaupun tak berbekal dana besar, Suwirta mengatakan program-program inovasinya merupakan modal terbesarnya saat ini. Dirinya pun berharap, berbagai inovasi yang sudah dikerjakan bisa dirasakan oleh masyarakat.

“Investasi sekarang hanya program dan perbuatan. Mudah-mudahan masyarakat ingat. Nanti buktinya setelah pilkada akan kelihatan apakah apa yang sudah saya lakukan dirasakan. Program inovasi saya baik terkait garam, beras, hingga TOSS pasti akan memberi perubahan besar untuk ke depannya,” ujarnya optimis. (dia)