GIANYAR-fajarbali.com | Walau sukses mengembangkan pertanian padi organik, Desa Sidan masih miliki sekitar 35 hektar lahan yang belum digarap atau lahan tidur. Lahan ini tidak digarap karena pemilik sengaja membiarkan karena kesibukan lain. Hal ini diakui Perbekel Desa Sidan, Wayan Sukra Suyasa, Rabu (19/5/2021) kemarin.
Dikatakan Sukra Suyasa, lahan yang tidak tergarap itu, memang ditelantarkan pemiliknya. Lahan seluas 35 hektar tersebut ada pula yang ditanami seadanya, seperti pisang dan tanaman lain, namun dengan produktifitas yang rendah.
“Perawatannya minim, saya melihat seperti lahan tidur. Produksinya hanya sekadar,” jelas Sukra Suyasa.
Lahan tersebut dimiliki oleh 80 pemilik yang sebagian besar sudah tidak bertani atau menjadi pegawai atau anak-anaknya tidak meneruskan pekerjaan sebagai petani.
Baca Juga :
Geliatkan Kunjungan Wisdom Sebelum Dibukanya Pariwisata Internasional Ke Bali
PPKM Skala Mikro Diharapkan Mampu Tekan Kasus Covid-19
Untuk menggenjot produktifitas lahan tidur ini, Sukra Suyasa berencana memanfaatkan lahan ini dengan pola bagi hasil.
“Pertanian organik yang kami canangkan sudah berhasil, kini saatnya kami kembangkan komoditas lain pendukung Puspa Aman,” jelasnya.
Tanaman yang dikembangkan adalah Jahe Merah, Isen, Cabai, bunga dan komoditas lain seperti kolam ikan. Dikatakan Sukra Suyasa, pemilik lahan akan diajak berembuk dan dengan pola bagi hasil. Sedangkan untuk bibit dan pupuk akan disupport oleh BUMDes Desa Sidan.
“Komoditas ini juga kami kembangkan dengan pola organik, sehingga mendukung Desa Sidan sebagai pertanian organik,” jelasnya.
Dikatakan Sukra Suyasa lagi, lahan yang tidak tergarap tersebut masih relatif subur dan masih tersedia saluran irigasi.
“Lahannya bagus, air irigasi ada, tinggal mengolah saja. Ini tergantung pemilik lahan, apa bersedia bekerja sama,” jelasnya.
Dikatakannya lagi, Sidan memiliki 100 ha lahan basah, namun sekitar 35 ha tersebut tidak tergarap maksimal. Direncanakan di anggaran perubahan 2021 ini progran tersebut dimulai, atau paling tidak di awal Tahun 2022 mendatang program pemanfaatan lahan tidur itu bida dimulai.
“Paling tidak, lahan tersebut tergarap dengan baik dan pemilik menikmati hasil produksi maksimal,” jelasnya.
Disamping itu, dengan program pertanian tersebut, akan mengukuhkan Desa Sidan sebagai desa pertanian organik. (sar)