MANGUPURA-fajarbali.com | Direktur Utama Bank Mantap Josephus K. Triprakoso menjelaskan, dividen final tersebut meningkat dari tahun lalu yang dibagikan oleh perseroan sebesar 5 persen. RUPST juga telah memberikan persetujuan kepada Direksi (dengan persetujuan Dewan Komisaris) untuk menetapkan dan membayar dividen final tahun buku 2017 kepada pemegang saham yang akan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan perseroan yang berlaku.
“Dengan meningkatnya pembagian deviden dari tahun buku 2016 yakni Rp 2,53 miliar menjadi Rp 16 miliar atau meningkat 6324 persen, mengindikasikan bahwa permodalan Bank Mantap sehat dengan rasio kecukupan modal bank (CAR) sebesar 22,32 persen. Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam ekspansi bisnis ditahun 2018,” ujar Jos.
RUPST pada tahun ini mengubah susunan pengurus perseroan, adapun pergantian Dewan Komisaris yaitu I Wayan Deko Ardjana yang menjabat Komisaris Independen digantikan oleh Zudan Arif Fakrulloh. Untuk pergantian di Jajaran Direksi yaitu Ida Ayu Kade Karuni yang berhenti secara hormat dikarenakan periode masa jabatan telah selesai.
Di samping itu, RUPST juga menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan 2017. Laba bersih tahun buku 2017 sebesar Rp 160 miliar meningkat 215,9 persen dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 50,67 miliar. Laba ditopang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai Rp 10,50 triliun pada akhir tahun 2017 tumbuh 113,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,92 triliun. Laba juga ditopang pendapat operasional lainnya (Fee Based Income) yang meningkat 252,7 persen menjadi Rp 156,5 miliar secara year on year.
Pertumbuhan kredit pensiunan menjadi kontributor utama peningkatan laba perseroan pada tahun 2017. Josephus mengungkapkan total penyaluran kredit pensiunan pada tahun 2017 sebesar Rp 8,51 triliun tumbuh sebesar 210,6 persen. Selain kredit pensiunan, perseroan juga telah menyalurkan ke sektor Mikro pada akhir sebesar Rp 1,05 triliun dan sektor Retail sebesar Rp 940 miliar dengan rasio Non Performing Loan (NPL) diangka 0,65 persen akhir tahun 2017.
“Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut juga mendorong peningkatan asset sebesar 85,2 persen pada akhir tahun 2017 menjadi Rp 13,68 triliun dari Rp 7,39 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya,” tutup Jos. M-008*