https://www.traditionrolex.com/27 Banjir Bandang Terjang Daerah Wisata Amed Ganggu Aktivitas Pariwisata - FAJAR BALI
 

Banjir Bandang Terjang Daerah Wisata Amed Ganggu Aktivitas Pariwisata

(Last Updated On: 03/03/2020)

AMLAPURA – fajarbali.com | Hujan lebat yang terjadi diwilayah Karangasem pada Minggu (1/3/2020)  membuat sejumlah jalan pelintas yang merupakan alur sungai airnya meluap dan membuat masyarakat pengguna jalan tidak berani melewatinya. Selain di wilayah Desa Seraya, kondisi serupa juga terjadi di daerah pariwisata, tepatnya diobyek pariwisata pantai Amed, Desa Purwakerti, Abang Karangasem. Selain itu, hujan juga membuat jebolnya senderan jalan Desa di Desa Bunutan, Abang. 

 

Banjir cukup besar terjadi di saluran Sungai Se yang memotong akses jalan utama diwilayah Amed membuat para wisatawan tidak berani menyeberang karena arus air sungai cukup deras. Bahkan, sejumlah kendaraan dan sepeda motor yang mencoba menerebos hampir saja terseret arus air. Kondisi yang hampir terjadi setiap musim hujan ini, cukup mengganggu pariwisata Karangasem. Hal itu disampaikan Ketua PHRI Cabang Karangasem, I Wayan Kariasa, Senin (2/3/2020) . 

 

Menurut Kariasa, hal semacam ini semestinya diantisipasi pemerintah mengingat wilayah Amed merupakan obyek pariwisata. Bayangkan, selain masyarakat umum, wisatawan pun terkena imbas akibat air sungai cukup deras. Apalagi, jalan tersebut merupakan akses jalan satu-satunya. Kariasa juga meminta agar pemerintah serius mencarikan jalan keluarnya. “Jangan sampailah karena ini pariwisata terganggu, mereka tidak bisa lewat karena arus airnya besar,” ujarnya. 

 

Selain meluapnya air sungai Se di Dusun Amed, di wilayah Desa Bunutan, guyuran air hujan membuat senderan jalan desa jebol panjangnya 35 meter. Bahkan, saat ini jalan desa tidak bisa dilewati kendaraan roda empat karena membahayakan. Jebolnya senderan jalan Desa terjadi dibeberapa titik. “Senderan jebol karena digerus air, itu merupakan jalan desa yang dibangun pada 2017 memakai DD,” ujar Perbekel Desa Bunutan I Gede Suparwata. 

 

Sedikitnya, kata Suparwata, ada lima titik senderan jalan desa yang berada di samping sungai ketes ini jebol. Dikatakan, sebanyak 150 KK warga Desa Bunutan terancam terisolasi jika jalan terus digerus air sungai ketes. Pihak Desa pun, katanya, memutuskan untuk menutup akses jalan yang memakai kendaraan roda empat. Sementara jalan tersebut hanya bisa dilewati oleh sepeda motor saja. “Kita sudah isi batu agar masyarakat yang membawa kendaraan roda empat tidak melewatinya, hanya kendaraan roda dua bisa lewat,” ujarnya lagi. 

 

Hujan deras yang terjadi pada Minggu sore juga membuat sejumlah jalan pelintas di desa Seraya timur tidak bisa dilewati karena arus airnya besar. Kondisi ini, terjadi hampir setiap musim hujan karena itu merupakan jalan pelintas. (bud).

 

 

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Masyarakat Diimbau Tidak Berlebihan Pakai Masker

Rab Mar 4 , 2020
Dibaca: 8 (Last Updated On: 03/03/2020)DENPASAR – fajarbali.com | Pascamerebaknya virus Corona, ketersediaan masker kian langka. Kalau pun ada, harganya menggila. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM meminta masyarakat jangan terlalu khawatir berlebihan menyikapi wabah virus COVID-19 yang terjadi di China dan sejumlah negara lain, sehingga menyebabkan […]

Berita Lainnya