Bangun Rumah Layak Huni Bagi Made Sukamba Pj. Bupati Rochineng Ikut Bikin Pondasi

(Last Updated On: 18/03/2018)

GIANYAR-fajarbali.com | Pj. Bupati Gianyar, Dr I Ketut Rochineng, SH, MH, melakukan langkah cepat dalam upaya pembangunan rumah layak huni bagi warga kurang mampu. Warga yang mendapat bantuan layak huni adalah Pande Made Sukamba warga Banjar Bukit Sari, Desa Sidan. Hal ini didasari atas kunjungannya berapa hari lalu dan Ketut Rochineng turun langsung memimpin pembangunan tahap awal berupa pondasi dasar bangunan berukuran 6 M x 5 M tersebut, Kamis, (15/3/2018) .

Bak tukang bangunan professional, Pj Bupati Rochineng tak canggung meski berlumuran adonan pasir dengan semen. Hal itu juga dilakukan oleh Sekdakab Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, Asisten Administrasi Umum Setdakab Gianyar, Wayan Sudamia serta sejumlah staf sekretariat Kantor Bupati Gianyar.

Rochineng ditemui disela-sela kegiatan mengatakan, pembangunan rumah layak huni bagi dua warga miskin di Kabupaten Gianyar yakni Desa Sidan dan Desa Siangan berdasar hasil pantauannya langsung ke lapangan. Melihat kondisi rumah dua warga ini, hatinya terenyuh karena dua warga ini sama sekali tak punya tempat tinggal yang layak. Bahkan, Pande Made Sukamba sama sekali tak punya tempat tinggal karena beberap bulan lalu rumahnya yang terbuat dari bambu seadanya roboh dihantam angin kencang. 

Sementara saat ini, Sukamba bersama keluarganya menumpang tinggal di rumah salah satu warga. “Dari laporan staf saya, bantuan bedah rumah baru bisa dianggarkan setelah APBD perubahan, sekitar Oktober. Menurut saya ini kelamaan, kasihan warga numpang di rumah tetangga lama. Jadi saya secara pribadi berinisitif mebuatkan rumah untuk mereka,” terang Ketut Rochineng.

Rochineng menambahkan, pengerjaan pondasi awal rumah bedah rumah secara gotong-royong dengan melibatkan staf di lingkungan Sekretariat Kantor Bupati Gianyar sebagai bentuk imlementasi dari perayaan Hari Suci Nyepi dua hari mendatang. Selain itu juga untuk mempercepat proses pembangunan, sehingga warga tidak terlalu lama menumpang tinggal di rumah tetangga. “Kita bantu percepat pembangunan pondasinya dengan mengerjakan langsung. Pondasi kita selesaikan hari ini, kemudian akan dilanjutkan oleh tukang. Tujuannya percepatan saja,” tambah Rochineng.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Banjar Bukit Sari, Desa Sidan, Pande Made Sukamba, (68), memang sungguh memprihatinkan. Bangun tempat tinggal yang selama ditempatinya rata dengan tanah dihantam angin kencang dan hujan awal Januari lalu. Dilihat dari kontruksi tempat tinggal yang roboh, bisa dikatakan belum layak dikatakan sebagai bangunan rumah. Semenjak saat itu, Sukamba bersama istri, Ni Made Mustini, (47) dan satu orang anaknya, Pande Made Sastrawan menumpang tinggal di rumah Kelian Banjar Dinas Bukit Sari, Agus Suminarsa. Sukamba dan istri yang kesehariannya pekerja serabutan, yang penghasilan dari kerjanya tersebut hanya mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Penderitaan keluarga ini ditambah dengan musibah yang menimpa anaknya beberap minggu lalu saat bekerja memotong dahan pohon di wilayah Desa Beng. Kejadian tersebut membuat tangan kirinya nyaris terpotong oleh mesin sensor yang membuatnya kini tak leluasa beraktifitas.

Kodisi tersebut, juga tak jauh berbeda dengan I Wayan Tinggal asal Banjar Roban, Desa Siangan. Tempat yang selama ini ditinggalinya belum layak dibilang rumah, bahkan jika disebut bangunan semi permanen. Sehingga upaya pemberian bantun Rumah Layak Huni ini akan dilakukan sesegera mungkin.W-010*

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Rangkaian Pelaksanaan Nyepi Warga Buleleng Lakukan Berbagai Tradisi 

Ming Mar 18 , 2018
Dibaca: 4 (Last Updated On: 18/03/2018)SINGARAJA – fajarbali.com | Pelaksanaan berata penyepian di Kabupaten Buleleng menyimpan banyak tradisi. Baik tradisi dari sebelum pelaksanaan hari Berata Penyepian hingga usai melangsungkan Berata Penyepian. Rangkaian tradisi yang dilakukan warga Buleleng bukan hanya melakukan ritual megoak-goakan sebagai tradisi peninggalan leluhur namun tradisi ngoncang hingga nyakan […]

Berita Lainnya