BANGLI-fajarbali.com | Sebagai uapaya menurunkan prevalensi angka stunting di Kabupaten Bangli yang saat ini menduduki peringkat teratas, 10,8 persen di banding kabupaten/kota lainnya.
Masalah tersebut menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Bangli, dan berupaya untuk menurunkan dan mencegah stunting di daerah berhawa sejuk itu.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting di Gedung BMB kantor Bupati Bangli, Rabu (18/12/2024).
"Kita jangan sering sosialisasi, tapi harus bertindak dan bergerak. Kita harus peduli dengan masyarakat miskin yang ada di wilayah kita," kata Wabup Wayan Diar.
Wayan Diar mengajak semua pihak meningkatkan kembali semangat gotong royong, terutama pada sektor kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Bangli.
Menurut dia, stunting merupakan isu nasional yang wajib didukung. Salah satu caranya dengan memberikan pendampingan kepada sasaran sesuai data.
Kemudian memberikan bantuan nutrisi berupa olahan pangan lokal dan juga bantuan non nutrisi, berupa penyediaan jamban, air bersih, dan bedah rumah.
"Pagi ini saya undang seluruh kepala dinas, kepala sekolah, pengusaha, BUMD, agar ikut peduli kepada keluarga beresiko stunting. Saya berharap semuanya menjadi orang tua asuh, kita tuntaskan permasalahan yang ada di masyarakat Bangli," tegasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, menjelaskan proses bisnis Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang disampaikan kepada 100 lebih orang peserta calon orang tua asuh.
Luh De mengungkapkan, ssaran keluarga berisiko stunting di Kabupaten Bangli sebanyak 2.738.
"Data ini sudah ada dan calon orang tua asuh bisa memilih siapa dan dimana anak asuhnya, bisa dilihat di-link yang kami siapkan," jelas Luh De.
Menurut Luh De, pemberian bantuan kepada sasaran berupa nutrisi pangan lokal akan diberikan langsung ke sasaran. Prosesnya akan terus dipantau, termasuk perkembangan tumbuh dan kembang anak asuh oleh Tim Pendamping Keluarga dan Penyuluh KB.
"Bantuan selain nutrisi juga bisa berupa non nutrisi. Misalnya jamban, jika sasaran tidak punya jamban," imbuhnya.
"Saya berharap kepada Bapak Wakil Bupati, agar calon orang tua asuh segera mendaftar melalui link yang telah disediakan. Karena ini akan dipantau langsung oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, ungkap Luh De.
Pada pertemuan ini juga dilanjutkan pertemuan teknis persiapan kunjungan kerja Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga ke Bangli.