AMLAPURA-fajarbali.com | Bakti Indonesia kembali mengukir jejak persatuan dengan menjadikan rumah ibadah sebagai panggung perayaan kemerdekaan. Tahun ini, kegiatan Bakti Indonesia ke-3 diselenggarakan di Pura Agung Besakih, Karangasem, dari 22 hingga 24 Agustus 2025. Acara ini bukan sekadar perayaan, tetapi sebuah manifestasi nyata dari semangat kebhinekaan yang diusung oleh para pemuka agama dan pejabat negara. Dalam sebuah video, Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, memberikan apresiasi setinggi-tingginya, menegaskan bahwa rumah ibadah adalah wadah perekat keberagaman Indonesia.
Berbagai petinggi negara, mulai dari Menteri Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Menteri Dalam Negeri Komjen Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, hingga Ketua Dewan Ekonomi Nasional Jend. TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan, turut menyampaikan dukungan melalui video dan pesan visual. Apresiasi juga datang dari tokoh-tokoh penting lainnya seperti Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Sosial Dr. K.H. Saifullah Yusuf, serta Utusan Khusus Presiden untuk Generasi Muda dan Seni Raffi Ahmad. Pesan-pesan ini memperkuat keyakinan bahwa keberagaman adalah kekuatan yang harus terus dijaga dan dirawat, sebuah prinsip yang menjadi pondasi utama pergerakan Bakti Indonesia.
Sebagai penggagas acara, Dra. Hj. Mulia Jayaputri, MPA, Psikolog, menjelaskan bahwa Bakti Indonesia adalah cara unik untuk merayakan kemerdekaan. Dengan berpindah dari satu rumah ibadah ke rumah ibadah lainnya setiap tahun, yayasan ini membawa pesan persatuan ke ruang-ruang suci yang berbeda. Setelah sukses di Masjid Istiqlal (2023) dan Gereja Katedral (2024), kini giliran Pura Agung Besakih menjadi saksi bisu dari semangat persaudaraan ini. Mulia Jayaputri merangkum esensinya, “Kami ingin mensinergikan semangat nasionalisme dalam merayakan kemerdekaan, dengan upaya merawat kebhinnekaan, sekaligus menghidupkan semangat berbagi melalui kegiatan amal,” ucapnya.
Selama tiga hari penuh, Pura Agung Besakih dipenuhi dengan energi kemanusiaan. Berbagai layanan kesehatan gratis disediakan untuk masyarakat, termasuk donor darah bekerja sama dengan Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI), konsultasi psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dan Universitas Jayabaya, serta pemeriksaan mata, gigi, jantung, dan deteksi dini kanker payudara. Selain itu, acara ini juga menghadirkan bazaar UMKM yang menampilkan produk-produk lokal, memberikan ruang bagi pengrajin Karangasem untuk unjuk gigi.
Acara kali ini juga diwarnai dengan talk show interaktif yang menghadirkan narasumber inspiratif. Tokoh seperti Inaya Gus Dur dan Okky Asokawati berdiskusi mengenai nasionalisme, sementara sesi bincang sehat dari Prodia dan RS Ngoerah memberikan edukasi tentang kesehatan. Lebih dari sekadar layanan, setiap kegiatan menjadi jembatan yang menyatukan orang dari berbagai latar belakang, menciptakan momen kebersamaan dan merayakan rasa memiliki pada tanah air.
Di antara tiupan angin di lereng Gunung Agung, alunan gamelan berpadu harmonis dengan tawa riang anak-anak. Aroma dupa yang sakral bercampur dengan wangi kopi UMKM, menciptakan sebuah gambaran nyata bahwa Indonesia adalah rumah yang dibangun bersama. Seperti yang diharapkan panitia, ribuan masyarakat dari berbagai latar belakang, mulai dari buruh hingga petani, tidak hanya mendapatkan layanan kesehatan, tetapi juga membawa pulang pengalaman spiritual dan rasa persaudaraan yang mendalam.
Ketua Panitia Bakti Indonesia 2025, Iman Usmansjah, menegaskan komitmen yayasan untuk terus bergerak. “Bakti Indonesia bertekad untuk terus menjangkau 38 provinsi,” ujarnya. Langkah berikutnya sudah direncanakan, yaitu menuju Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang pada 2026, lalu dilanjutkan ke Candi Borobudur pada 2027. Bakti Indonesia 2025 bukan hanya perayaan, melainkan “doa panjang yang diucapkan dalam berbagai kegiatan, di berbagai rumah ibadah, untuk satu tujuan yaitu Indonesia untuk Semua”, tutup sang penggagas, Dra. Hj. Mulia Jayaputri. (M-001)