Putu Alit Yandinata saat menunjukan koleksi unik dan langka di kediamannya, Desa Dauh Yeh Cani, Abiansemal, Sabtu (20/7)
MANGUPURA-Fajarbali.com | Politisi PDIP Kabupaten Badung, I Putu Alit Yandinata ternyata banyak mengoleksi dokumen-dokumen langka di kediamannya. Selain dokumen-dokumen langka, ia juga mengoleksi koran dan buku tua. Bahkan ia memiliki koran yang mengabarkan lahirnya Presiden kelima, Megawati Soekarnoputri.
Anggota DPRD Badung empat periode ini menjelaskan secara rinci terkait isi dari dokumen yang ia koleksi. Sebab koleksinya ini menjadi teman rutin aktivitasnya. “Saya rutin baca, buka-buka dan memang banyak inspirasi dari koleksi ini. Banyak karya-karya hebat Bung Karno dan banyak catatan perjalanan Ibu Mega,” jelasnya.
Menurut salah satu kandidat Calon Wakil Bupati Badung ini, salah satu koleksi spesial adalah koran yang memuat lahirnya Ketua Umum DPP PDIP yang juga Presiden kelima, Megawati Soekarnoputri. Nama korannya Api – Rakyat yang terbit 25 Januari 1947. “Catatan ini penting, karena sosok anak yang lahir saat itu menjadi wanita hebat hingga saat ini. Bagi saya ibu Mega salah satu wanita terhebat di dunia,” ujar Alit Yandinata yang kabarnya akan ditandemkan dengan Adi Arnawa, dengan nama paket Adi-Nata.
Selain itu ada banyak koran tua terkait Bung Karno yang ia koleksi. Salah satu yang spesial adalah edisi khusus 40 hari wafatnya Bung Karno. Nama korannya “Mingguan Srikandi” dengan judul besar “Pada Peringatan 40 Hari Wafatnya, Bung Karno Muntjul Lagi”. Semua halaman memuat tentang kisah Bung Karno dari segala sudut. Kemudian, ada juga buku karya Bung Karno yang legendaris, dan menjadi dasar pemikiran bangsa ini. Bahkan buku-buku ini seperti koleksi wajib tokoh-tokoh besar bangsa ini hingga saat ini. Tak hanya itu, ada buku koleksi – koleksi benda-benda seni, seperti lukisan ada lima jilid dengan hard cover. “Segala jenis koleksi benda seni, misalnya ada lukisan karya Basuki Abdulah, ada lukisan karya Affandi. Bahkan ada pelukis Henk Ngantung karyanya ada disini, Henk Ngantung ini sempat menjadi Gubernur Jakarta,” jelasnya.
Ada juga dokumen terkait Bali, Prasasti Bali yang berisi Atlas Kebudayaan Bali. Buku ini dibuat oleh tokoh budaya asal Belanda yang cinta Bali. Namanya DR. Goris yang saat ini menjadi nama jalan dekat Kampus Unud Jalan Sudirman Denpasar. Karya bukunya ini istimewa, dengan foto yang keren dan dituangkan dalam tiga Bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Belanda. Buku ini adalah buku yang dibuat untuk menjadi koleksi Presiden Soekarno kala itu.
Kecintaannya terhadap sejarah, benda tua dan dokumen-dokumen tua membuatnya mengumpulkan koleksi tersebut bukan perkara mudah. “Dikumpulkan sejak lama, memang kebetulan ayah saya juga tokoh di PDI Perjuangan. Sering dengar cerita, dan ayah saya juga punya dokumen-dokumen penting bersejarah. Kemudian saya juga rajin nyari, kadang dapat satu, di Jogja, kadang ada yang membawakan. Panjang ceritanya,” paparnya.
Ia pun mengaku, dirinya merupakan penggemar dari Bung Karno. Sehingga tidak menurunkan minat untuk mengoleksi sejarah dari Bung Karno. Ia berpesan agar jangan pernah melupakan sejarah. “Jadi inspirasi dari buku-buku Bung Karno, lukisan yang beliau referensi, termasuk bagaimana Bali. Itu bagaimana saya memiliki karakter yang kuat untuk ideologi. Konsep perjuangan beliau, merupakan inspirasi saya dalam karir politik dalam rel yang baik,” jelasnya, sekaligus berharap generasi muda tidak melupakan sejarah.
Baginya dari hobinya ini, ada filosofi yang didapatkan. Bahwa sejarah itu penting, untuk menjadi cerminan saat ini. “Sejarah penting, rekam jejak orang penting, sejarah itu simbolik masa lalu yang bisa menjadi cerminan kita melangkah saat ini. Ada masa lalu, ada masa kini dan ada masa depan. Saya banyak belajar dari masa lalu, untuk bisa lebih baik di masa kini dan masa depan,” pungkasnya.W-004