https://www.traditionrolex.com/27 Bagaimana Ketersediaan Pangan di Bali? - FAJAR BALI
 

Bagaimana Ketersediaan Pangan di Bali?

(Last Updated On: 05/04/2020)

DENPASAR – fajarbali.com | Epidemi Covid-19 dengan kebijakan Social Distancing berakibat pada melemahnya kondisi perekonomian karena terbatasnya aktivitas warga. Di lain pihak pangan sebagai kebutuhan mendasar masyarakat harus tetap tersedia dalam jumlah kebutuhan dan terjangkau. 

 

Ketersediaan pangan menghadapi epidemic Covid-19 di provinsi Bali menjadi perhatian khusus gubernur dan memerintahkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk melakukan langkah-langkah konkrit berkoordinasi dengan Dinas Pertanian kabupaten/kota agar ketersediaan pangan prioritas untuk 3 (tiga) bulan kedepan terjaga.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali IB Wisnuardhana, kemarin, mengatakan, program dan kegiatan pengembangan produksi pangan tetap berjalan sebagaimana biasa. Petani tetap melaksanakan usahatani seperti biasa, akan tetapi pembinaan dan penyuluhan dengan mengumpulkan petani dalam jumlah banyak sangat dibatasi. 

“Pemantauan terhadap kondisi produksi pangan pokok secara berjenjang dimana Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang ada di setiap kecamatan sebagai ujung tombaknya,” kata birokrat asal Tabanan ini.

Ia melanjutkan, berdasarkan kondisi eksisting di lapangan yang menyangkut luas tanam, panen dan proyeksi panen bulan Maret, April dan Mei tahun 2020, ketersediaan beberapa pangan pokok mencukupi, kecuali ketersediaan Bawang Putih.

“Kekurangan produksi Bawang Putih dari produksi lokal dipenuhi oleh Bulog Divre Bali melalui agen penyalurannya dari luar Bali,” imbuhnya. Program khusus yang dilaksanakan dalam menjaga ketahanan pangan keluarga dari alokasi kegiatan/anggaran Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI di provinsi Bali pada tahun 2020 telah dilakukan.

Pertama progam Pekarangan Pangan Lestari (P2L), dengan Penumbuhan 10 Kelompok Wanita Tani (KWT), dan pengembangan sebanyak 32 KWT. “Untuk penumbuhan, masing-masing KWT diberi bantuan Rp50 juta, dan pengembangan masing-masing Rp15 juta,” akunya.

Dengan diberdayakannya 42 Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk pengembangan aneka bahan pokok kebutuhan sehari-hari, diharapkan dapat terpenuhinya pangan bagi 3.240 KK secara berkelanjutan.

Selanjutnya telah dilakukan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM), yang terdiri dari penumbuhan dua unit, pengembangan 7 unit dan pembinaan 8 unit. “Untuk penumbuhan digelontor masing-masing Rp160 juta, pengembangan dan pembinaan masing-masing Rp60 juta,” tegasnya. Target untuk penyediaan 850 ton beras murah (Rp. 9.455,-/kg) yang dapat untuk pemenuhan beras bagi 8.534 KK selama tiga bulan.

Berikutnya Pengembangan Koperasi Usaha (PKU) untuk pemberdayaan lima kelompok (@ 20 orang ) dengan bantuan modal masing-masing Rp40 juta dalam pengembangan Cabai dan Kacang Tanah seluas 17,5 Ha.

Terakhir, upaya yang dilakukan ialah Lumbung Pangan Masyarakat (LPM). Untuk pemberdayaan tujuh kelompok (@20 orang ) dengan bantuan modal Rp40 juta untuk beli gabah @4 ton sehingga dapat ketersediaan cadangan beras sebanyak 28 ton (dapat memenuhi beras bagi 281 KK selama 3 (tiga) bulan).(gda).

 Save as PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Dewa Indra Turun ke Pelabuhan Gilimanuk Tingkatkan Koordinasi, Serahkan Bantuan dari BUMN

Ming Apr 5 , 2020
Dibaca: 23 (Last Updated On: 05/04/2020)NEGARA – fajarbali.com | Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra yang juga bertindak selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 melakukan peninjauan langsung ke Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana pada Sabtu (4/4/2020) siang.     Save as PDF

Berita Lainnya