Awalnya Diragukan, Kini Jadi Perguruan Tinggi IT Favorit

IMG-20250811-WA0010
Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Denpasar Prof. Dr. I Made Bandem, MA. bersama Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan. 

Loading

DENPASAR-fajarbali.com | Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali, telah berusia 23 tahun. ITB STIKOM Bali pun berhasil menjelma sebagai perguruan tinggi bidang teknologi informasi (IT) favorit, tidak hanya bagi masyarakat Bali. 

Perjalanan ITB STIKOM Bali hingga titik sekarang tentu tidak mudah. Para pendirinya melewati fase kerja keras di awal berdirinya. Hal itu diceritakan salah satu pendiri yang juga Pembina Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Denpasar Prof. Dr. I Made Bandem, MA. 

Bahkan menurut Prof. Bandem, baru tahap perencanaan saja sudah banyak yang meragukan, sebab awal tahun 2000-an, pendidikan tinggi bidang teknologi informasi dan komputer masih asing di Bali. Meski tempat-tempat kursus komputer mulai bermunculan. 

"Bali kan dikenal dengan pariwisata dan budaya. Jadi ada pihak yang meragukan ide kami mendirikan perguruan tinggi IT. Tapi kami jalan saja," jelas Prof. Bandem di sela perayaan Dies Natalis Ke-23 ITB STIKOM Bali, di Kampus Renon, Denpasar, Minggu (10/8/2025). 

Sebuah perguruan tinggi bidang IT pun berhasil didirikan Yayasan WDS dengan nama STIMIK STIKOM Bali. 40 mahasiswa baru berhasil dijaring dengan pilihan dua prodi tahun 2002. Pada perjalanan berikutnya, jumlah mahasiswa baru terus bertambah menjadi 150 dan 300 orang.

“Sampai pada akhirnya kita menerima kurang lebih 1.000 mahasiswa baru setiap tahun. Bahkan pernah menerima mahasiswa sampai 1.500 orang,” kata tokoh pendidikan dan budayawan Bali ini, Minggu, 10 Agustus 2025.

Pada tahun 2019, STIMIK STIKOM Bali kembali bertransformasi menjadi institut, ITB STIKOM Bali dan saat ini telah memiliki enam prodi.

Tidak berhenti sampai di situ, Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS) Denpasar kembali mengusulkan peningkatan status dengan brand baru Universitas STIKOM Bali (USB).

BACA JUGA:  Program Satu Keluarga Satu Sarjana Dibuka, Unwar Sediakan 100 Kuota 

“Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama usulan kami diterima. Asesmen tahap akhir kami telah menyelesaikan persyaratan yang harus dipenuhi,” kata Made Bandem.

Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan menambahkan, Dies Natalis Ke-23 ITB STIKOM Bali mengusung semangat kebersamaan melalui refleksi kembali ke kampus. Sebuah rumah besar dalam meletakkan dasar visi dan misi untuk membangun kecerdasan.

Dr. Dadang berpendapat, di tengah kompetisi ketat pendidikan tinggi, ITB STIKOM Bali tetap menjaga cita-cita sebagai kampus global dan berstandar internasional.

Langkah go international sudah dimulai dengan membangun program kolaborasi dengan sejumlah Perguruan tinggi luar negeri seperti HELP Malaysia, Valaya Alongkorn Rajabhat University Thailand.

Hingga, kerja sama dengan kampus di Taiwan dan Jepang. Penjajakan juga mulai dilakukan ITB STIKOM Bali dengan Guimaras State University (GSU) di Filipina.

“Kita akan terus berkembang mencapai visi menjadi Perguruan tinggi berskala dan berstandar international, dan ini sudah dimulai dari beberapa tahun lalu,” kata Dadang Hermawan.

“Sehingga nanti ITB Stikom Bali jadi ajang pertemuan seluruh bangsa. Sehingga, di kampus banyak ditemukan orang dari Afrika, Eropa, Amerika sehingga akulturasi terjadi. Ini menjadi cita-cita kami didukung dengan eksistensi yayasan,” tambah Dadang.

Menurutnya, pondasi yang dibangun ITB STIKOM Bali sudah berada pada track yang benar. Dengan demikian, tantangan pendidikan tinggi dalam meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) Perguruan Tinggi akan tercapai.

“APK di Bali masih sangat rendah sekitar 30 persen mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi. Tapi di sini, kami punya jalan keluarnya melalui KIP, program pemerintah daerah satu keluarga satu sarjana dan beasiswa dari yayasan,” pungkas rektor. 

 

 

Scroll to Top