Dr. Nuning Indah Pratiwi, S.Sos., M.I.Kom., mendapatkan ucapan selamat dari Promotor Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt.
DENPASAR-fajarbali.com | Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Nuning Indah Pratiwi, S.Sos., M.I.Kom., berhak menyandang gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasi dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor, Prodi Doktor Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB-Unud), Senin (29/7/2024).
Nuning dinyatakan lulus oleh Dewan Penguji yang dipimpin Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum., dengan predikat “Sangat Memuaskan”. Di Fishum Undiknas, Nuning tercatat sebagai doktor kelima. Nuning mengangkat disertasi “Swing Voter: Hegemoni, Komunikasi Politik, dan Kapital pada Pilkada 2020 di Kabupaten Karangasem, Bali”.
Nuning mengungkapkan, latar belakang penelitian disertasinya karena tertarik pada fenomena Pilkada Karangasem tahun 2020. Pemilihan calon bupati/wakil tersebut diwarnai swing voter yang mencolok.
“Swing voter didefinisikan sebagai pemilih yang bersedia mempertimbangkan untuk mengubah partai pilihannya,” kata Nuning. Swing voter adalah bagian dari pemilih dan pengalih suara. Oleh karena itu, swing voter tidak saja mencakup pengalih suara, tetapi mereka yang berpotensi mengubah pilihan pemungutan suara mereka tetapi sebenarnya tidak beralih.
Saat masa kampanye, lanjut dia, pasangan cabup-cawabup I Gusti Ayu Mas Sumatri dan I Made Sukerana diprediksi menang dengan raihan suara 53,9 persen. Sementara lawannya, pasangan I Gede Dana dan I Wayan Artha Dipa diprediksi hanya mendulang 37,2 persen suara.
Namun setelah pencoblosan berlangsung, berdasarkan hasil resmi KPU Karangasem, Gede Dana dan Artha Dipa justru meraih kemenangan telak dengan mengantongi 56,6 suara.
Pilkada Karangasem 2020, cukup menarik mengingat kandidat Mas Sumatri berstatus incumbent dan menang besar dalam survei awal. Sedangkan di sisi lain, PDI Perjuangan, partai politik pengusung Dana-Arta Dipa menggunakan kekuatannya untuk mendominasi saat kampanye.
Nuning juga menyoroti tingginya angka golput di Gumi Lahar. KPU mencatat pemilih tetap sebanyak 377.873, tetapi yang menggunakan hak pilihnya hanya 269.501. “Artinya sebanyak 108.372 tidak menggunakan hak suaranya. Fenomena ini harus disikapi untuk meningkatkan partisipasi pemilih,” ungkap dia.
Secara umum, penelitiannya ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya swing voter, strategi komunikasi politik calon dalam meminimalisir swing voter dan implikasi swing voter terhadap dinamika budaya politik dalam Pilkada Karangasem 2020. Nuning berharap hasil penelitiannya bermanfaat bagi semua pihak, khususnya para politisi.
Tak lupa Nuning mengucapkan terimakasi kepada Rektor Undiknas dan jajaran, serta Ketua Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) atas segala dukungan yang diberikan selama dirinya menempuh studi doktoral.
Wakil Rektor bidang Kerja Sama Undiknas Dr. Drs. Nyoman Subanda, M.Si., merekomendasikan hasil penelitian Nuning kepada para politisi. Menurutnya, penelitian tersebut mampu membuka wawasan, menambah pengetahuan dan menentukan strategi untuk mencapai tujuan akhir, yakni mendapatkan kekuasaan.
Poliltisi yang cerdas, menurutnya, tentu sangat serius dalam mempelajari karakteristik swing voter. Sebab, mereka adalah potensi besar yang harus dimaksimalkan. Apalagi, semakin lama, jumlah swing voter diyakini terus meningkat.
“Saya rekomendasikan hasil peneliltian Doktor Nuning untuk para politisi,” kata Subanda, sembari menambahkan saat ini Fishum Undiknas telah memiliki lima doktor yang notabene dosen muda.
Terpisah, Ketua Perdiknas Dr. AAN Eddy Supriyadinata Gorda, menyebut, peningkatan kualifikasi pendidikan dosen ke doktor dan guru besar masuk ke dalam program strategis era kepemimpinannya di yayasan. Hal itu diwujudkan dengan bantuan biaya kuliah.
Dengan bantuan tersebut, ia menginginkan dosen yang sedang dalam tahap studi bisa fokus agar lulus tepat waktu. Ia juga berharap semua dosen aktif menulis, menerbitkan di media dan jurnal agar buah pemikirannya bermanfaat bagi masyarakat.
“Hari ini, sangat spesial karena ada dua dosen Undiknas yang berhasil lulus doktor. Bu Nuning di Universitas Udayana dan Pak Sri Dwiya [Manajemen] di Universias Airlangga. Kami harap semua bekerja untuk kenyamanan individu dan organisasi,” pungkas pemilik sapaan ESG.