Waspada, Gadget Dapat Mengganggu Perkembangan Otak Anak

Loading

Denpasar-sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Dijaman sekarang, teknologi termasuk gadget sudah sangat berkembang dan hampir semua orang termasuk anak-anak telah menggunakannya. Saat ini gadget menjadi barang yang dibutuhkan, terutama ketika semua kegiatan dilakukan secara online, termasuk untuk belajar dimasa pandemi ini.



Terkait dengan hal itu, Psikolog RSUP Sanglah Denpasar Lyly Puspa Palupi S., MSi., menjelaskan, bahwa ada dua dampak yang dapat terjadi, yaitu dampak yang negatif dan dampak yang positif. Beberapa dampak positifnya adalah membantu anak memperluas wawasan dan pengetahuan, memperluas pertemanan, menambah kreatifitas. Juga sebagai sarana hiburan bagi anak.

"Namun dampak negatif penggunaan gadget pada anak adalah dapat menggangu perkembangan otak anak. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam proses kongnitif dan gangguan belajar," ungkapnya saat ditemui, Rabu (31/3/2021).

Baca Juga :
Libur Idul Fitri Diharapkan Mampu Mendongkrak Okupansi
FIFASTRA Raih Gold Champion Dalam Indonesia WOW Brand Festive Day 2021


Selain itu, penggunaan gadget juga dapat menghambat tumbuh kembang motorik anak. Bahkan ketika anak hanya duduk dan melihat gadget, maka anak tidak dapat mengasah kemampuan psikomotoriknya.

"Tidak itu saja, penggunaan gadget juga dapat terjadi efek berkurangnya interaksi anak dengan orang tua. Hal ini terjadi jika anak dan orang tua sama-sama fokus dengan gadget mereka. Termasuk dapat meningkatkan gangguan psikologis, seperti gangguan pemusatan perhatian, ganguan kecemasan, autisme, keterlambatan bicara, hingga juga ganguan emosi dan perilaku. Bahkan dapat menyebabkan kecanduan gadget," jelas Lyly.

Ia menuturkan bahwa hal tersebut jelas berbahaya, karena anak akan memiliki ketergantungan dengan gadget. Untuk utulah, orang tua perlu membatasi waktu anak dalam penggunaan gadget. Bahkan untuk anak umur 0-2 tahun, ia menyebutkan seharusnya tidak tersentuh gadget sama sekali. Sedangkan untuk usia 3-5 tahun maksimal 1 jam sehari. Selanjutnya anak usia 6-18 tahun maksimal 2 jam sehari.

"Kita sebagai orang tua perlu memilihkan atau membatasi konten-konten apa saja yang boleh diakses anak-anak kita ini. Anak-anak perlu diawasi agar tidak mengakses konten yang mengandung kekerasan seksual dan kekerasan perilaku. Lalu orang tua juga perlu mendampingi anak saat menggunakan gadget," terangnya.

Lyly juga menyampaikan jika orang tua harus berkomunikasi dan berinteraksi agar kemapuan anak menjadi baik. Orangtua perlu menetapkan waktu dan tempat dimana boleh menggunakan gadget, dan mana yang tidak.

"Selama gadget digunakan secara bijaksana, sebenarnya ada dampak positif yang diberikan kepada buah hati," tandasnya. (dha)
Scroll to Top