Produksi Kain Tenun Tetap Bertahan

Loading

NEGARA - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Di wilayah Kelurahan Loloan Barat dan Loloan Timur, ternyata masih menyimpan kekayaan budaya yang terkadang luput dari perhatian publik. Salah satunya Kain Tenun Khas Loloan yang masih terpelihara hingga kini. Konon kabarnya, kain khas ini sudah ada sejak puluhan tahun lamanya. Meski tak begitu populer di Bali, tetapi aset budaya yang satu ini patut dicatat dan patut mendapat tempat dari perhatian masyarakat dan pemerintah daerah.



Kain tenun ini merupakan hasil produksi masyarakat, salah satunya produk tekstil milik Rahmat Hidayat, warga Kelurahan Loloan Barat. Kain produksinya begitu digemari masyarakat. Bahkan di beberapa desa di Jembrana juga kerap mengenakan kain buatan Rahmat Hidayat. Kabarnya, kain tenun yang biasanya disebut kain tenun Ikat ini, sudah diproduksi sejak puluhan tahun lamanya. Kendati di tengah gerusan jaman, produksi kain tenun tradisional dengan motif Loloan ini, masih tetap bertahan.

Baca Juga :
Bupati Tamba Kumpulkan Seluruh Perbekel/Lurah
Buka Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh di Jembrana, Bupati Tamba Minta Ikuti Dengan Serius


Meski produksinya tidak berjumlah besar, namun bagi masyarakat Loloan masih gemar memesannya, terutama untuk hajatan perkawinan. Kain tenun kini masih terpelihara. Kendati produksi tekstil sudah canggih dengan berbagai macam alat modern, namun bagi Rahmat Hidayat, ia komitmen menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

"Yang membuat saya masih mampu bertahan, karena merasa bangga dapat mempertahankan khasanah budaya yang kita miliki," ujar Rahmat Hidayat.

Bicara masalah bahan, tidak banyak bedanya dengan kain tenun lainnya, yakni benang, pewarna tekstil dan tali plastik. Uniknya, sejumlah alat-alat yang masih tergolong tradisional. Untuk permodalan, biasanya paling mahal di benang. Satu pak benang seharga Rp250.000 dapat menjadi 10 kain.

Berbicara motif, Loloan memiliki motif khusus seperti motif gambar wajik atau lebih dikenal dengan nama motif irisan dodol. Ada juga motif Delima Manis, Bintang Kurung dan Pot-potan. Pemasaran kain ini tidak hanya berkutat di Jembrana saja, melainkan sudah hinggai pengambengan, Yehsumbul, Yehkuning dan di sekitar Loloan sendiri.

"Kalau orang mesan, biasanya untuk upacara pernikahan atau menjelang hari raya. Para pemesan ini, kebanyakan dari masyarakat yang begitu fanatik dengan kain produksinya. Produksi kain tenun ini, boleh dikatakan sudah mempunyai pasar, karena jika dihitung setiap bulannya pesanan bisa mencapai kurang lebih 60 kain sarung. Yang menjadi permasalahan saat iniadalah tenaga kerja yang minim, jadi kalau ada yang memesan lebih, maka akan ditunda." ujarnya. (prm)
Scroll to Top