Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor menyampaikan kegiatan bimtek ini akan dilaksanakan selama satu hari yang diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari 10 orang penyuluh pertanian dan 50 orang petani dengan materi Pengembangan Tanaman Cacao (Cokelat) dari Hulu sampai Hilir dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan : Budidaya Kakao dari Hulu ke Hilir. Seperti diketahui petani dan penyuluh adalah aset insani yang perlu mendapat prioritas dalam penyusunan perencanaan program pembangunan pertanian supaya menjadi lokomotif, penggerak dan pelopor yang kreatif, inovatif, profesional, mandiri, mampu bersaing, dan berwawasan global.
Baca Juga :
Jembrana, Sudah 19.000 Orang Divaksin
Bupati Sanjaya Minta Dukungan DPRD Bersama Sama Wujudkan Visi Misi Pembangunan Kabupaten Tabanan
“Untuk mewujudkan upaya peningkatan kapasitas petani dan penyuluh tersebut, maka BBPP Ketindan pada tahun anggaran 2021 menyelenggarakan bimbingan teknis yang terstruktur, sistematis, dan berkelanjutan. Harapannya usai menyelesaikan bimtek ini harus segara diimplementasikan dan tidak berhenti disini saja harus ada keberlanjutan yang komprehensif, perlu pembinaan, pendampingan dan pengawalan serta monitoring terus menerus dari berbagai pihak yang terkait”, ucapnya.
Lebih lanjut Sumardi Noor memaparkan komoditas utama perkebunan yang menjadi andalan eksport Indonesia, salah satunya adalah kakao selain karet, kelapa sawit, kopi dan teh. Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang pernananya cukup penting bagi perekonomian nasioal khususnya bagi penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara, disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan di wilayah dalam pengembangan agroindustri.
Sejalan dengan itu, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengapresiasi pelaksanaan bimtek tersebut. Pihaknya berharap kepada seluruh peserta dapat mengikuti bimtek ini dengan seksama dan serius.
"Apa yang ingin diharapkan dapat dicapai seusai bimtek ini, seperti optimalisasi pengelolaan usaha tani kakao berbasis koorporasi petani, optimalisasi pengelolaan komoditas kakao unggulan kakao dari hulu sampai hilir sehingga adanya peningkatan daya saing dan nilai tambah produk kakao, serta optimalisasi akses ke pasar global, sehingga mampu mengeksport komoditi kakao khususnya Jembrana yang baru bisa mengeksport kakao sebesar 75 ton diharapakan meningkat menjadi lebih dari 150 ton pertahunnya. Hal tersebut akan berdampak pada komoditi kakao Jembrana yang semakin dikenal dan meningkatkan kesejahteraan petaani pada khususnya”, imbuhnya.
Bimtek itu juga dapat memberikan semangat yang lebih kuat terhadap upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing biji kakao Indonesia dimata dunia dan juga pembuktian bahwa Indonesia mampu disejajarkan dengan negara lain penghasil biji kakao terbaik di dunia. (prm)