Terapkan Protokol Kesehatan, Donor Darah di Tengah Pandemi Aman Dilakukan

DENPASAR - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Penerapan physical distancing dan pembatasan aktivitas di luar rumah sejak wabah Covid-19 membuat banyak kegiatan donor darah terhenti. Hal ini menyebabkan stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) berkurang secara drastis, padahal kebutuhan transfusi darah terus meningkat.

Hingga saat ini, tidak ada laporan kasus yang menyebutkan bahwa virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk virus Corona, menular melalui transfusi atau donor darah. Mendonorkan darah di saat wabah Covid-19 juga sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan karena prosedur selama donor darah sudah diatur dan diusahakan seaman mungkin.

 

Meski saat ini seluruh dunia sedang membicarakan Covid-19, masih banyak penyakit lainnya yang juga membutuhkan perawatan dan tidak sedikit dari penyakit-penyakit tersebut membutuhkan transfusi darah. Belum lagi korban kecelakaan atau ibu melahirkan yang mengalami perdarahan.

 

"Selain tidak adanya bukti penularan melalui transfusi darah, darah yang didonorkan pun tidak akan langsung diberikan kepada penerima donor. Darah tersebut akan melalui beberapa proses pemeriksaan, penyaringan, dan pemisahan komponen sehingga aman untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan. Bagi orang yang sehat dan tidak berisiko tinggi terinfeksi virus Corona, tidak ada alasan untuk tidak mendonorkan darah," ujar Kepala UTD PMI Bali, dr. I Gede Wiryana Patra Jaya.

 

Palang Merah Indonesia (PMI) Bali juga telah mengeluarkan protokol kesehatan agar donor darah tetap aman di tengah merebaknya virus Corona. Protokol kesehatan tersebut diantaranya, menjalani pengecekan suhu tubuh terlebih dahulu, mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir, menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter, menjalani pengecekan kadar hemoglobin (Hb) dan tekanan darah, menerapkan physical distancing selama proses donor darah.

 

"Selain itu, jika suhu tubuh calon pendonor kurang dari 37 derajat celcius, proses donor darah bisa dilanjutkan. Namun jika suhu tubuhnya 37 derajat celcius ke atas, calon donor akan ditolak. Untuk mencegah penularan virus antara pendonor dan petugas donor darah, pendonor disarankan untuk memakai masker, setidaknya masker kain, walaupun tidak memiliki gejala. Petugas donor darah juga harus mengenakan APD yang lengkap dan tidak boleh bertugas bila merasa tidak enak badan," jelasnya.

BACA JUGA:  209 Orang Pasien Covid-19 di Buleleng Dipindah ke Tempat Isoter

 

Wiryana Patra Jaya menerangkan, semua orang dapat mendonorkan darah jika memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan seperti sehat jasmani dan rohani, memiliki berat badan minimal 45 kg, memiliki tekanan darah dalam batas tekanan sistolik 100–170 mmHg dan diastolik 70–100 mmHg, memiliki kadar Hb normal, yaitu 12,5–17,0 g persen.

 

Disinggung mengenai manfaat donor darah, pihaknya menegaskan ada banyak manfaat donor darah yang bisa didapatkan, baik oleh penerima maupun penyumbang darah salah satunya mendapat fasilitas pemeriksaan kesehatan gratis. Selain itu, darah yang didonorkan juga akan diperiksa dari HIV, virus hepatitis B, dan virus hepatitis C. Bila hasilnya positif, maka akan dihubungi oleh petugas PMI untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan.

 

"Tak hanya itu, dengan berdonor dapat menjaga kadar zat besi dalam darah. Jangan khawatir, zat besi yang hilang saat donor darah akan tergantikan dalam beberapa minggu dari makanan yang dikonsumsi. Pergantian kadar zat besi ini justru merupakan hal yang baik bagi tubuh. Pasalnya, memiliki terlalu banyak zat besi juga tidak baik untuk pembuluh darah," katanya.

 

Pihaknya kembali menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir untuk mendonorkan darah, karena protokol donor darah yang ditetapkan di Indonesia khususnya Bali sudah dipastikan memenuhi standar keamanan. Bila merasa sehat dan berniat untuk mendonorkan darah, hubungilah PMI atau rumah sakit terdekat yang melayani donor darah. (dar).

 

 

Scroll to Top