GIANYAR – fajarbali.com | Sebelum Pasar Umum diratakan dengan tanah pada Rabu 28 Mei ini, seluruh pedagang diharapkan sudah memindahkan barang ke tempat relokasi paling lambat Minggu 24 Mei lalu. Namun pantauan Senin (25/5/2020), sejumlah pedagang masih ada yang bertahan berjualan dan barang dagangannya masih terpajang.
Bahkan, beberapa toko, masih menjual barang dagangannya seperti biasa. Ada 3 ruko yang baru buka sekitar 09.00 pagi sementara yang lainya masih baru siap-siap buka. Kabanyakan yang masih memilih bertahan adalah pedagang kain. Untuk pedagang di sisi barat, semuanya sudah tidak berjualan lagi, walau masih ada beberapa barang yang belum dipindahkan. Saat ditanyakan kenapa belum pindah, salah seorang penjaga ruko menjelaskan dirinya hanya menuruti perintah bos. “Saya hanya ikuti perintah bos, katanya selama belum ada kejelasan, jangan mau pindah,” jelasnya. Pernyataannya diikuti teman-teman penjaga toko lainnya.
Penjaga toko ini menjelaskan, bahwa dirinya merasa kasihan dengan pemilik toko tempatnya bekerja. Dijelaskan, ruko tersebut dibangun dengan dana sendiri, namun kejelasan kedepannya belum ada,” terang salah satu penjaga toko. Walau demikian, dirinya hanya penjaga toko, “Saya tidak berani saya pak, saya cuma pegawai disini, kalau disuruh buka saya buka saja, ini juga semua buka sampai timur,” bebernya.
Pemkab Gianyar sendiri sebelumnya menyebut Ruko tersebut dikuasi oleh pemerintah dan tidak ada orang perorangan yang memiliki ruko. Bahkan Sebelumnya Bupati Gianyar telah mendeadline, tanggal 24 Mei 2020 pasar harus sudah kosong. Karena rencananya tanggal 28 Mei 2020 bangunan pasar sudah mulai perataan dengan dibuldoser. Bahkan jika pedagang belum juga pindah, bupati sendiri yang akan turun untuk mebuldoser.(gds).