Klungkung Usulkan Empat Mata Budaya Jadi WBTB, Ada Tradisi Mejurang Tipat hingga Bokor Kamasan

u21-IMG-20251111-WA0073
Seminar hasil kajian WBTB di ruang rapat Praja Mandala, Kantor Bupati Klungkung, Selasa (11/11/2025)

SEMARAPURA-Fajar Bali, Tahun ini Pemerintah Kabupaten Klungkung melalui Dinas Kebudayaan kembali mengusulkan sejumlah mata budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Untuk menyempurnakan usulan, Dinas Kebudayaan pun menggelar seminar hasil kajian WBTB di ruang rapat Praja Mandala, Kantor Bupati Klungkung, Selasa (11/11/2025).

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung I Ketut Suadnyana menyampaikan, seminar ini bertujuan untuk meminta saran dan masukan dari tokoh masyarakat dan maestro yang memahami tentang mata budaya yang akan diusulkan. Tentunya hal tersebut bermanfaat untuk penyempurnaan materi yang akan didaftarkan dan diusulkan sebagai WBTB tingkat nasional.

Suadnyana menjelaskan, tahun ini Dinas Kebudayaan akan mengusulkan empat mata budaya sebagai WBTB. Meliputi, Kesenian Sang Hyang Dedari dari Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida, Ritual Nandan dari Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, kemudian Tradisi Mejurang Tipat dari Desa Timuhun, Kecamatan Banjarangkan, dan terakhir adalah kerajinan bokor dari Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung.

Di tahun-tahun sebelumnya, sebanyak 21 mata budaya dari Kabupaten Klungkung sudah lebih dulu ditetapkan sebagai WBTB tingkat nasional. Diantaraya, Lukisan Klasik Kamasan, Baris Jangkang, Mejaga-Jaga, Barong Nong-nongkling, Serombotan, Tenun Cepuk, Tenun Rangrang, Dewa Masraman, Gamelan Tihingan, Uyah Kusamba, Kerajinan Genta Budaga, Sanghyang Grodog, Barong Srawi, hingga Nyepi Segara.

Sementara Bupati Klungkung I Made Satria dalam sambutannya yang dibacakan  Ketut Suadnyana menyampaikan, bahwa kegiatan seminar ini merupakan kegiatan yang sangat penting untuk memperkuat kesadaran dan komitmen masyarakat dalam pelestarian budaya. Warisan Budaya Tak Benda adalah identitas dan jati diri masyarakat yang di dalamnya terkandung nilai-nilai luhur, pengetahuan lokal, kearifan tradisional serta ekspresi budaya yang diwariskan turun-menurun.

“Melalui seminar ini kita tidak hanya berbicara tentang pelestarian, tetapi juga bagaimana menghidupkan kembali nilai-nilai budaya agar tetap relevan dengan kehidupan masyarakat modern,” ujarnya.

BACA JUGA:  Tari Sangyang Dedari Dari Nusa Penida Diusulkan Jadi WBTB

Lebih lanjut ditambahkan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung upaya pelestarian dan pengembangan warisan budaya takbenda melalui berbagai program seperti pendataan, pengusulan ke daftar Warisan Budaya Tak Benda Indonesia serta promosi melalui kegiatan event budaya.

“Untuk itu dalam kesempatan ini saya mengajak seluruh lapisan masyarakat, akademisi, pelaku budaya, generasi muda bersama pemerintah daerah untuk bergandengan tangan menjaga warisan leluhur kita agar tidak ditelan zaman,” harapnya. W-019

BERITA TERKINI

TERPOPULER

Scroll to Top