Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Pelatihan Pengolahan Ikan Tongkol di Nusa Penida

IMG-20250922-WA0004
Pelatihan dan pendampingan pada Kelompok Usaha Perempuan (KUP) Nusa Mandiri.

SEMARAPURA-fajarbali.com | Sebagai institusi pendidikan tinggi, STIMI Handayani komitmen memberikan berkontribusi kepada masyarakat. Tahun 2025 ini, melalui pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat - Kemendiktisaintek pada skema pemberdayaan masyarakat pemula (PMP) memberikan pelatihan dan pendampingan pada Kelompok Usaha Perempuan (KUP) Nusa Mandiri. 

Tim pengabdian STIMI Handayani yang dikoordinir oleh Ni Ketut Laswitarni S.E., M.M. beranggotakan Tettie Setiyarti, S.E., M.Si dan Maria Fransiska Br Ginting S.Pd,M.Pd , salah satu dosen dari Universitas Dhyana Pura sebagai wujud kolaborasi perguruan tinggi. 

Tim turut melibatkan dua orang mahasiswa bernama Ni Wayan Sri Haryani dan Henrika Yenima Tritanti Gulo sebagai wujud implementasi program kampus berdampak.

Kelompok Usaha Perempuan (KUP) Nusa Mandiri dengan bidang usaha pengolahan dan penjualan ikan tongkol yang berlokasi di Banjar Jurangpait, Desa Kutampi, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, didirikan pada Juli 2024 dikoordinir oleh Ni Wayan Merthi saat ini beranggotakan 14 orang. 

Adapun usaha yang digeluti oleh anggota adalah menjual ikan tongkol baik dalam kondisi segar, dibakar atau dipindang. Dengan rata-rata produksi harian mencapai sepuluh kilogram ikan tongkol pemasaran produk mereka masih secara langsung di pasar tradisional setempat. 

Dari aktivitas harian ini, KUP Nusa Mandiri mampu menghasilkan pendapatan kotor sebesar Rp 400.000 per hari, sebuah angka yang secara signifikan membantu perekonomian keluarga anggotanya. 

Dari hasil diskusi tim dengan anggota KUP didapati beberapa kendala antara lain: satu, diversifikasi produk yang masih terbatas. Selama ini mereka hanya menjual ikan tongkol dalam bentuk segar, pindang, atau bakar dengan umur simpan yang relatif pendek sehingga jika tidak cepat laku maka produknyapun akan rusak dan tidak layak konsumsi. 

Dua, dalam hal manajemen keuangan selama ini masih dikerjakan secara manual. Hal tersebut berdampak pada sulitnya menghitung untung rugi dengan tepat, sulit menyusun perencanaan keuangan, dan sulit menentukan modal kerja yang dibutuhkan, pada akhirnya membuat akses terhadap pembiayaan formal tidak bisa diperoleh karena tidak memiliki laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan. 

BACA JUGA:  Meriahkan Perayaan Imlek di Bali, Swiss-Belexpress Kuta Hadirkan "Lunar Package"

Tiga, masalah pemasaran yang masih terbatas jangkauannya. Meski produk sudah masuk pasar tradisional, namun cara promosinya masih konvensional dan belum mencoba pemasaran digital, sehingga jangkauan konsumennya kecil dan sulit bersaing dengan produk serupa yang memiliki promosi lebih kuat.

Durasi pelaksanaan pengabdian pada mitra KUP Nusa Mandiri adalah selama 6 bulan dari bulan Juni hingga November 2025. 

Tim memberikan bantuan alat kepada KUP Nusa Mandiri untuk membantu kelancaran proses produksi, berupa mesin pengering minyak/Spinner, mesin pencacah daging/cooper, alat pengiris kerupuk, kompor dan panci serta wajan serta beberapa peralatan yang digunakan dalam proses produksi. 

Selain bantuan alat tim pengabdian juga memberikan pelatihan dan pendampingan baik dalam bidang produksi dan manajemen, sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh mitra. 

Di sisi produksi, tim pengabdian memperkenalkan diversifikasi melalui pengolahan ikan tongkol menjadi abon ikan dan kerupuk ikan. 

Kedua produk olahan ini dipilih karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi, dan memiliki daya tahan yang lebih lama, sehingga mampu menjamin keberlangsungan produksi saat pasokan ikan tongkol berkurang dipasar, misalnya saja saat hasil tangkapan nelayan sedikit karena faktor cuaca dan gelombang laut yang tinggi. 

Pada pelatihan produksi ini tim menekankan untuk selalu menjaga kebersihan, kualitas rasa dan memakai kemasan yang lebih menarik. Selain untuk menjaga produk tetap layak konsumsi juga agar dapat menarik minat konsumen untuk membeli.

Dari sisi manajemen keuangan, tim memberikan pelatihan pencatatan sederhana agar anggota bisa memantau arus kas harian. Mulai dari pencatatan pemasukan dan pengeluaran, pembuatan buku kas harian, hingga penyusunan laporan laba rugi sederhana, semuanya dirancang agar mereka lebih percaya diri dalam membaca kondisi usaha. 

BACA JUGA:  Rajanya Pick Up Suzuki New Carry Hadir Di Bali

Kemudian, di bidang pemasaran, pelatihan difokuskan pada dua jalur, yaitu memperkuat posisi di pasar tradisional sekaligus membuka akses ke pasar digital. Anggota diajak memanfaatkan media sosial sederhana untuk promosi dan belajar branding produk yang konsisten. 

Dengan kombinasi strategi ini, abon ikan dan kerupuk ikan memiliki peluang besar untuk menjadi oleh-oleh khas Nusa Penida atau bahkan dapat dikirim ke luar daerah. 

Pendekatan ini tidak hanya memperluas jangkauan konsumen, tetapi juga meningkatkan citra KUP Nusa Mandiri sebagai pelaku UMKM perempuan yang kreatif dan adaptif terhadap kebutuhan pasar.

Ni Ketut Laswitarni sebagai koordinator tim berharap agar alat-alat yang diberikan bermanfaat dan kegiatan pelatihan serta pendampingan yang telah dilaksanakan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para anggota, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan anggota.

Scroll to Top