DENPASAR - sandybrown-gazelle-543782.hostingersite.com | Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar was-was dengan minimnya persediaan alat pelindung diri (APD) untuk dokter dan paramedis. Bahkan, stok hanya sampai akhir bulan April 2020 terutama ketersediaan masker N95, masker bedah, dan kacamata Google yang membuat kekhawatiran tim medis dan paramedis untuk melayani pasien umum dan Pasien terindikasi Covid-19 (virus corona).
Plt. Direktur Utama RSUD Wangaya, dr Dewa Putu Alit Parwita, Rabu (8/4/2020) mengungkapkan, selama ini pihaknya masih mengandalkan alat yang ada. Namun, APD yang saat ini tersisa dipastikan tidak akan mencukupi sampai satu bulan. Hal itu menjadi kekhawatiran bagi dokter dan paramedis yang bertugas setiap harinya di RSUD Wangaya.
Dokter dan paramedis khawatir dengan tidak tersedianya APD yang lengkap selama pandemi Covid-19 ini berlangsung. Bukan hanya dokter dan paramedis yang menangani Covid-19 yang khawatir namun juga yang bertugas di Poliklink, Instansi Gawat Darurat (IGD) dan pelayanan umum.
APD yang paling dibutuhkan saat ini adalah masker N95, masker Bedah dan Kacamata Google. Masker N95 sangat diperlukan saat perawatan pasiesn dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang hanya tersisa sebanyak 75 buah, masker bedah yang hanya ada 1.500 buah, dan kacamata Google yang juga hanya tinggal 75 buah. "Kalau Asmat sih masih kita punya sekitar 125 buah. Tapi yang terpenting sekarang masker dan Kacamata Google," jelasnya.
Dewa Parwita menekankan, masker merupakan perlindungan utama untuk tim dokter dan paramedis. Jika itu tidak ada maka mereka terancam. "Masker N95 itu sekali pakai, jadi itu sangat perlu dan terutama masker bedah. Sebab, RSUD Wangaya saat ini perharinya bisa menghabiskan 200-300 masker karena pemakaian seluruh dokter dan paramedis. Tapi kita hanya punya stok paling lama sampai akhir bulan April 2020 ini," ungkapnya.
Diakuinya, banyak dokter yang meminta persediaan APD yang diutamakan. Jika APD aman maka tim dokter dan paramedis dipastikan akan lebih tenang saat bekerja. Pihaknya mengak sudah berusaha melakukan pengajuan ke provinsi melalui Pemkot Denpasar agar bisa pengadaan secepatnya. Namun, sampai saat ini masih dikatakan dalam proses.
Untuk menyiasati kekurangan itu, pihaknya melakukan pengurangan petugas jaga Poliklinik dan pembatasan kunjungan pasien Poliklink. "Kami batasi perawat yang berjaga di Poliklinik biasanya tiga orang sekarang hanya satu orang. Kalau untuk pasiennya kami batasi juga yang dilayani. Kalau tidak kami khawatir stok APD tidak sampai akhir bulan ini," tandasnya.(car).