Transformasi Sanur Menjadi KEK Kesehatan Global, Masa Depan Wisata Medis Indonesia

WhatsApp Image 2025-08-07 at 16.39.17_3664f754
The Sanur bukan sekadar RS, tapi ekosistem holistik yang dorong pertumbuhan ekonomi inklusif.

Loading

DENPASAR-fajarbali.com | Sebuah era baru bagi sektor kesehatan dan pariwisata Indonesia telah dimulai dengan diresmikannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, atau yang dikenal sebagai The Sanur, oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada 25 Juni 2025. Proyek strategis nasional ini menandai tonggak penting dalam upaya transformasi Indonesia menjadi destinasi kesehatan dan kebugaran unggulan di Asia Tenggara.

Dikembangkan oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney melalui anak perusahaannya, InJourney Hospitality, KEK Sanur adalah ekosistem terpadu seluas 41,2 hektar yang mengintegrasikan layanan medis kelas dunia, fasilitas wellness modern, dan pengalaman penyembuhan holistik yang terinspirasi oleh kekayaan alam dan budaya Bali.

Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menyebutkan bahwa KEK kesehatan pertama di Indonesia, The Sanur dirancang untuk menghadirkan layanan terpadu (end-to-end journey) bagi pasien dan wisatawan. Salah satu fasilitas utamanya adalah Bali International Hospital, yang memiliki kapasitas hingga 240.000 pasien. Rumah sakit ini dilengkapi dengan berbagai klinik internasional dan Center of Excellence yang meliputi bidang Kardiologi, Onkologi, Neurologi, Gastroenterologi, dan Ortopedi (CONGO). The Sanur juga menawarkan layanan khusus seperti terapi sel punca (stem cell), bedah estetika, perawatan fertilitas, spesialis mata, dan fasilitas untuk lansia.

Selain fasilitas medis, kawasan ini dilengkapi dengan infrastruktur pariwisata premium. Terdapat dua hotel bintang 5, yaitu The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel, The Heritage Collection, yang merupakan hotel tertinggi di Bali. Untuk menunjang kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions), KEK Sanur memiliki Bali Beach Convention, sebuah pusat konvensi berstandar internasional yang mampu menampung 5.000 orang. Kawasan ini juga memiliki taman ethnobotanical seluas 4,9 hektar yang berfungsi sebagai paru-paru kawasan.

BACA JUGA:  Tingkatkan Kewaspadaan Penularan Covid-19, Masyarakat Diminta Ikuti Imbauan Pemerintah

Maya Watono menambahkan, pengembangan The Sanur tidak hanya bertujuan untuk menarik wisatawan mancanegara, tetapi juga untuk mengatasi masalah devisa akibat masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dengan target menyerap 123.000 hingga 240.000 pasien pada tahun 2030, The Sanur berpotensi menghemat devisa negara hingga Rp86 triliun. “Kami optimistis bahwa KEK ini akan membuka ribuan lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan jumlah wisatawan yang datang untuk berobat,” ujarnya.

Keberadaan KEK Sanur diproyeksikan akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Ditargetkan dapat menyerap investasi sebesar Rp15–20 triliun, The Sanur telah menunjukkan kepercayaan investor yang tinggi dengan total investasi yang telah terserap mencapai Rp4,88 triliun dari 13 pelaku usaha. Pada tahun 2045, KEK Sanur diprediksi akan memberikan efek berganda (multiplier effect) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional senilai Rp80,7 triliun.

Dalam aspek ketenagakerjaan, The Sanur telah memberikan kontribusi nyata. Hingga saat ini, total penyerapan tenaga kerja di kawasan ini mencapai 4.031 orang. InJourney juga berkomitmen terhadap inklusivitas dengan memberdayakan tenaga kerja disabilitas di The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel. Program ini menunjukkan bahwa The Sanur tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada keadilan sosial.

Komitmen terhadap ekonomi lokal juga diperlihatkan melalui penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan produk lokal. Berbagai fasilitas di The Sanur, termasuk hotel, convention center, dan area publik, dihiasi dengan karya seni dan ukiran dari seniman lokal Bali, seperti patung Legong klasik karya I Gede Sarantika dan ornamen ukiran dari Desa Sumita Gianyar. Penggunaan produk lokal ini tidak hanya memperkaya pengalaman pengunjung, tetapi juga mendukung keberlanjutan bisnis usaha kecil menengah di Bali.

BACA JUGA:  Perlukah Orang Sehat Mengenakan Masker untuk Cegah Corona?

Sebagai bentuk dukungan terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat, InJourney Hospitality menghadirkan Sentra UMKM Sanur “Natah Antakara”. Dibangun di lahan seluas 973 m², sentra ini mampu menampung 49 kios UMKM dan satu balai nelayan. Dengan dukungan program pelatihan dari InJourney Creative House, para pelaku UMKM diharapkan dapat meningkatkan keterampilan, inovasi produk, dan daya saing mereka di pasar global.

Direktur Utama InJourney Hospitality, Christine Hutabarat, mengungkapkan optimismenya bahwa The Sanur akan menjadi motor penggerak perekonomian nasional. “Kami berkomitmen menjadikan The Sanur sebagai kawasan yang tidak hanya unggul secara infrastruktur, tetapi juga inklusif dan holistik. Keterlibatan tenaga kerja lokal, termasuk rekan-rekan disabilitas, serta UMKM dan seniman lokal, adalah bagian dari upaya kami membangun ekosistem yang memberikan multiplier effect bagi seluruh stakeholder,” tutupnya. (Car)

Scroll to Top