DENPASAR-fajarbali.com | SMK Teknologi Nasional (Teknaska) Denpasar, menutup Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dengan mengajak murid baru berkunjung ke Yayasan Sayangi Bali, Jl. Subak Dalem, Denpasar Utara, Kota Denpasar, Kamis (24/7/2025).
Baru saja menginjakkan kaki di depan pagar yayasan itu, air mata para guru, pengurus osis dan murid baru Teknaska tidak terbendung. Ada juga yang menunggu di luar pagar sembari mengumpulkan mental.Â
Kehadiran mereka disambut oleh tiga anak. Salah satunya Amel, yang terbaring di kursi roda akibat cacat fisik.Â
Amel, yang diduga cacat karena upaya aborsi orangtuanya ini, sangat mahir menyanyi dan berani tampil di depan umum, meski raganya terbujur di kursi roda.Â
Bak konser, Amel menyanyikan "Laskar Pelangi" yang disambut antusias keluarga besar Teknaska.Â
Amel dan 6 anak/bayi yang dirawat di yayasan ini merupakan bayi yang sengaja dibuang oleh orangtuanya.Â
"Sekarang ada tujuh yang kami asuh. Tiga sudah anak-anak, dan empat bayi. Semuanya berasal dari dinas sosial," jelas Ema, salah satu perawat di Yayasan Sayangi Bali.
Yayasan ini pun membuka peluang adopsi bagi masyarakat, dengan sejumlah syarat dan ketentuan. "Kalau ingin adopsi, tentu kita ada komunikasi dulu, dengan pimpinan kami," ujarnya.Â
Ema, mewakili Yayasangi Bali mengucapkan terima kasih atas donasi yang diberikan keluarga besar Teknaska. Menurut dia, Teknaska adalah institusi pendidikan yang konsisten menyalurkan donasi.
Kepala Teknaska, Dr. Ni Wayan Parwati Asih, S.Pd., M.Pd., didampingi jajaran, mengungkap bahwa kegiatan bakti sosial ini merupakan agenda tahunan pas penutupan MPLS.Â
"Yang kami ajak perwakilan murid baru dan Osis karena keterbatasan tempat," terang Agek, sapaan Parwati Asih.Â
Menurut Agek, menempuh pendidikan di Teknaska tidak semata-mata belajar di ruang kelas dan praktik. Tetapi pendidikan karakter harus menjadi dasar bagi mereka sebelum masuk pembelajaran efektif.Â
Secara tidak langsung, anak-anak didiknya itu merasa terharu luar biasa. Pengalaman melihat adik-adik yang tidak memiliki orangtua menggugah rasa syukur mereka.Â
"Murid baru ini jumlahnya ratusan ya. Mereka datang dari berbagai latar belakang. Nah sekarang ini kita samakan dulu persepsi mereka," ukar Agek.Â
Empati, imbuh Agek, menjadi hal yang sangat penting ditanamkan di kalangan generasi muda saat ini. Kalau soal pembelajaran nantinya, Agek sangat yakin para murid baru ini pasti terserap di dunia kerja.Â
"Kalau soal pembelajaran, praktik dan bekerja itu kami jamin. Tapi apakah mereka punya karakter, kepedulian sosial? Hal ini yang ingin kami gabungkan. Anak-anak punya keahlian dan kepedulian yang tinggi," pungkas Agek.