Belajar Tiada Akhir, Mangku Pastika Kantongi Doktor Ilmu Agama di Usia 74 Tahun

IMG-20250717-WA0022
Dr. Dr. Drs. Made Mangku Pastika, MM mencium kening istrinya usai Sidang Terbuka/Promosi Doktor di UHN IGB Sugriwa, Kamis (17/7/2025), bertepatan dengan hari ulang tahun Ayu Pastika.

Loading

DENPASAR-fajarbali.com | Balajar tiada akhir. Prinsip itu dipegang teguh oleh Made Mangku Pastika yang kini berusia 74 tahun. Meski sudah paripurna dalam segala hal, MP--sapaannya, tidak pernah merasa berada di titik puncak. 

MP adalah Gubernur Bali dua periode 2008 – 2018. Karir di kepolisian juga moncer dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal (Bintang Tiga), serta pernah mewakili Bali di Senayan sebagai Anggota DPD RI.

Dari sisi akademis, MP sebenarnya sudah mengantongi Doktor Ilmu Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Udayana tahun 2019 lalu. Namun ia kembali menempuh pendidikan S3 Doktor Ilmu Agama di UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

Puncaknya, MP meraih gelar doktor keduanya usai ujian terbuka di Kampus UHN IGB Sugriwa Denpasar pada Kamis (17/7/2025). MP mengangkat disertasi "Menapak Tilas Jejak Ajaran Veda: Studi Implementasi Pada Umat Hindu di Bali".

Dalam Disertasinya MP merumuskan tiga permasalahan yaitu adakah bukti ajaran weda tersebar di Nusantara hingga ke Bali, mengapa muncul dikotomi antara Hindu India versus Hindu Bali dan bagaimana strategi tokoh Hindu agar intensitas dikotomi terus berkurang dan bagaimana implikasi dikotomi ajaran Hindu Bali dan ajaran Hindu India terhadap umat Hindu di Bali.

"Penulisan disertasi ini dilatarbelakangi keingintahuan saya tentang Agama Hindu yang saya anut," ujarnya. 

Selain itu, lanjut MP, peristiwa-peristiwa di Bali dalam beberapa waktu belakangan ini yang cukup meresahkan yaitu adanya dikotomi atau pertentangan dimasyarakat antara Hindu dresta Bali dengan yang dikatakan sebagai sampradaya asing sehingga memunculkan konflik mendorongnya untuk melakukan penelitian ini.

Menurut dia, fenemoma yang terjadi sudah mencapai pada konflik fisik bukan lagi konflik idelogis. Bukan konflik dalam pikiran atau hanya perkataan tetapi sampai kepada fisik.

BACA JUGA:  Peluang Emas Panahan Indonesia. Siap Jadi Tuan Rumah Event Internasional

MP berpandangan, seluruh umat semestinya menyadari beratnya tokoh-tokoh Hindu di Bali berjuang agar Hindu diakui sebagai sebuah agama. Jika sekarang justru terjadi pertentangan tentu sangat disayangkan. Dikatakan seharusnya para pemimpin dan tokoh-tokoh agama menyelesaikan dikotomi ini jangan dibiarkan seperti api dalam sekam.

“Tidak boleh terjadi konflik internal karena kalau terjadi konflik internal mudah bagi orang lain masuk dan mempengaruhi kita terutama anak-anak muda bahaya konversi pindah agama karena merasa sulit beragama Hindu di Bali. Tidak boleh itu terjadi,” ujarnya.

Rektor UHN IGB Sugriwa sekaligus Promotor Promovendus MP, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., menjelaskan, disertasi MP bisa menjadi solusi untuk menemukan jejak ajaran weda yang dipertentangkan dari jaman kerajaan sampai hari ini.

“Disertasi ini betul-betul dilakukan dengan professional penelitiannya. Beliau meneliti secara continue bimbingan juga secara kontinue. Ini menyebabkan disertasi ini menurut saya sangat lengkap nilainya,” kata Sudiana. 

Sudiana mengatakan jejak ajaran weda di nusantara termasuk Bali secara rigit sudah diuraikan dalam disertasi ini mulai dari jejak parasasti di Kalimantan yang berbahasa sansekerta dan tulisan Dewa Nagari.

Begitu juga di Jawa Barat banyak ditemukan prasasti yang bertuliskan Dewa Nagari dengan bahasa sansekerta dan tempat lainnya di Jawa.

Hingga prasasti-prasasti yang ditemukan di Bali menggunakan huruf Dewa Nagari dan bahasa sansekerta. Menurutnya disertasi ini mampu menjawab atau mengkalrifikasi dikotomi yang terjadi selama ini.

Sukses mempertahankan disertasinya, Made Mangku Pastika dinobatkan menjadi doktor Ilmu Agama ke-162 pada UHN IGB Sugriwa Denpasar dengan IPK 4.0.

Bagi MP sendiri, gelar doktor yang diraihnya kali ini lebih sepesial karena bertepatan dengan ulang tahun istrinya, Ayu Pastika. Ia pun sempat membacakan sajak romantis untuk belahan jiwanya hingga disambut tepuk tangan hadirin.

Scroll to Top