DENPASAR -fajarbali.com |Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Bali menggerebek markas judi online (judol) terafiliasi jaringan Kamboja di Jalan Batas Dukuh Sari, Gang Cendrawasih Nomor 12, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, pada Jumat 4 July 2025. Dalam pengerebekan itu, Polisi mengamankan 6 pelaku dan dua lagi masih buron. Di lokasi, disita barang bukti puluhan HP yang digunakan untuk mencuri data data para korbannya.Â
Â
Direktur Reserse Siber (Dir Siber) Polda Bali, Kombes Pol Ranefli Dian Candra SIK, MH, menjelaskan, para pelaku inisial CP (43) bertugas sebagai koordinator dari kelompok. Kemudian, RH (42), NZ (21), FO (24) dan PF (33) bekerja sebagai marketing. Dua perempuan yakni inisial SP (21) dan NZ (21) bekerja sebagai admin sekaligus marketing.Â
Â
Dijelaskanya, pihaknya masih memburu dua pelaku lagi, yakni AW alias M dan S. Diketahui, AW yang merupakan otak pelaku masih berada di Kamboja. Sedangkan S bertugas sebagai pengirim HP yang sudah teregistrasi Mbanking ke M di Kamboja.Â
Â
Perwira melati tiga dipundak ini menegaskan, barang bukti yang disita di lokasi yakni 3 unit tab dan 12 HP berbagai merek. Selain itu, ada juga 15 unit HP yang sudah teregistrasi mbanking berbagai bank. Kemudian sejumlah buku tabungan BRi, BNI, BCA dan lima buku berisi catatan pesanan costumer.Â
Â
Kombespol Ranelfi mengatakan, para tersangka ini bertugas mengumpulkan data pribadi masyarakat berupa KTP dan KK untuk dibuatkan rekening bank secara online. Dalam aksinya, mereka menyasar masyarakat ekonomi lemah.Â
Â
"Para korban ditawari uang Rp 500.000 untuk satu nomor rekening bank," bebernya saat jumpa pers, Rabu 9 July 2025.Â
Â
Diterangkanya, rekening bank yang telah diregistrasi di HP para tersangka itu tidak digunakan oleh korban, tapi dikirim ke Kamboja untuk aktivitas judi online. Bahkan, ada pula yang digunakan sebagai penampung uang judi.Â
Â
Menurut Kombes Ranefli, keberadaan jaringan judol Kamboja ini ada di Denpasar ini berawal dari pertemuan dua sahabat lama CP dan M, sekitar September 2024 silam. Kala itu, M datang liburan ke Bali dari Kamboja. Sedangkan CP yang bekerja sebagai pedagang kain mengaku bisnisnya masih lesu sejak dihantam Covid-19.Â
Â
Melihat rekanya kesulitan keuangan, M lalu menawarkan pekerjaan untuk menghimpun data pribadi masyarakat berupa KTP dan KK untuk selanjutnya dibuatkan rekening secara online. M langsung mengajarkan cara kerjanya dan mengimingi CP uang Rp 1 juta untuk satu rekening.Â
Â
"Awalnya CP bekerja sendirian. Kemudian dia merekrut enam orang, termasuk lima tersangka yang sudah kami tangkap. Kelima tersangka ini dibayar Rp 500.000 untuk setiap nomor rekening. Mereka sudah beroperasi sejak September 2024 dan meraup keuntungan ratusan juta dari ratusan rekening," ungkapnya.Â
Â
Modusnya, para pelaku membujuk orang untuk dibuatkan rekening Bank dengan imbalan satu rekening Rp 500.000. Para korban diyakinkan bukan untuk kejahatan. Tapi ada juga dibujuk untuk kegiatan trading dan untuk pengusaha yang membutuhkan rekening.Â
Â
"Nah, mendapat iming-iming tersebut, sudah tentu ada yang bersedia. Para pelaku ini tidak memaksa, tetapi mereka tahu siapa yang bisa dibujuk," beber mantan Kapolres Tabananan ini.Â
Â
Disebutkanya, hingga kemarin pihaknya telah meriksa tiga orang yang digunakan data pribadinya oleh para tersangka. Para korban mengaku dibujuk untuk buka rekening dengan imbalan Rp 500.000. Setelah bersedia, mereka dipandu oleh marketing untuk membuka rekening secara online.Â
Â
Kombespol Ranelfi menjelaskan, kerugian materiil kepada korban sejauh ini belum ada. Namun, salah satu saksi korban mengaku sempat didatangi pihak bank karena ada transaksi mencurigakan di rekeningnya.Â
Â
Setelah diingat oleh korbannya bahwa rekening itu adalah rekening yang pernah ditawarkan orang tak dikenal sebelumnya. Menanggapi hal ini, pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah menyebarkan data pribadi.Â
Â
Seperti menjaga kerahasiaan Kartu Keluarga (KK), KTP, Nomor Rekening termasuk Pin ATM Bank. Dan, selalu waspada jangan memberikan data-data penting tersebut kepada orang yang baru dikenal.Â
Â
"Ratusan korban yang mereka dapatkan semunya didapat di Bali. Korbannya rata-rata ekonomi kurang mampu," pungkasnya. R-005Â